Hubungan Peran Tenaga Kesehatan dengan Perilaku Penggunaan Alat Kontrasepsi di PUSKESMAS Samarinda Kota
Abstract
Latar Belakang: Alat kontrasepsi adalah sebuah alat yang dapat membantu untuk menunda kehamilan. Proporsi penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia setelah persalinan pada perempuan umur 10-54 tahun berdasarkan jenis kontrasepsinya adalah KB suntik 3 bulan sebesar 42,4%,serta 27,1% tidak menggunakan, sisanya tersebar dalam alat kontrasepsi lain. Penggunaan alat kontrasepsi sebagai bagian dari program KB yang dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga dan kesehatan ibu. Tenaga kesehatan memiliki peran sebagai pemberi informasi yang dapat mempengaruhi dalam penggunaan alat kontrasepsi KB.
Tujuan: Mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi di Puskesmas Samarinda Kota.
Metode: Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling adalah probability sampling dengan metode simple random sampling, berjumlah 384 orang. Uji statistik yang digunakan adalah korelasi
rank spearman.
Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi rank spearman dengan nilai korelasi spearman 0.114, p value = 0,025 < 0,05. Dari nilai korelasi spearman dapat terlihat bahwa hubungan kedua variabel searah karena bernilai positif yang artinya semakin baik peran tenaga kesehatan maka semakin baik perilaku dalam penggunaan alat kontrasepsi, dengan kekuatan hubungan lemah. Dapat di simpulkan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha diterima atau berarti terdapat hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan perilaku penggunaan alat kontrasepsi.
Kesimpulan: Peran tenaga kesehatan merupakan prediktor perilaku penggunaan alat kontrasepsi.