Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Gout Arthritis dengan Intervensi Inovasi Kompres Hangat Jahe terhadap Penurunan Nyeri di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Taman Husada Bontang 2022
Abstract
Latar Belakang : Berdasarkan Riskesdas (2018) tercatat prevalensi kejadian gout arthritis di Indonesia berdasarkan usia 11.1% orang dengan usia 45-54 tahun mengalami gout arthritis, 15.5% orang dengan usia 55-64 tahun mengalami gout arthritis, 18,6% orang dengan usia 65-74 tahun mengalami gout arthritis dan 18,9% orang dengan usia 75 tahun ke atas mengalami gout arthritis. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dari awal Januari 2022 hingga awal Juni 2022 ditemukan sebanyak 7 orang pasien dengan diagnosis medis gout arthritis yang masuk ke Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Taman Husada Bontang dengan keluhan nyeri. Gout arthritis terjadi akibat penumpukan kristal asam urat pada sendi yang dapat menyebabkan kristal asam urat tersalurkan ke dalam jaringan yang terdapat di dalam sendi sehingga menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan terjadinya peradangan, sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup akibat terhambatnya aktivitas sehari-hari karena nyeri. Banyak pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri pada pasien gout arthritis salah satunya adalah pengobatan alternatif yaitu kompres hangat jahe. Kompres hangat jahe adalah intervensi nonfarmakologi yang dilakukan dengan cara memanfaatkan bahan alami yaitu jahe sebagai alternatif pengganti air hangat untuk melakukan kompres hangat jahe. Tujuan : Untuk melakukan analisis praktik keperawatan pada pasien gout arthritis dengan intervensi inovasi kompres hangat jahe terhadap penurunan nyeri di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Taman Husada Bontang. Hasil : Ketiga pasien kelolaan mengalami penurunan skala nyeri setelah diberikan intervensi kompres hangat jahe selama 20 menit pada bagian tubuhnya yang mengalami nyeri, Bapak N mengalami penurunan skala nyeri dari 5 menjadi 2, Bapak A mengalami penurunan skala nyeri dari 4 menjadi 2 dan Bapak I mengalami penurunan skala nyeri dari 4 menjadi 1.