Analisis Penurunan Tekanan Darah pada Klien Hipertensi Grade II dengan Inovasi Intervensi Aroma Terapi Lemon dan Terapi Musik Tingkilan di Unit Gawat Darurat RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong Tahun 2017
View/ Open
Date
2017-07-24Author
Putra, Mukhlis Adi
Dirdjo, Maridi Marsan
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang : Berdasarkan data dari PDPERSI tahun 2011, Indonesia menjadi urutan keempat dalam jumlah penderita hipertensi terbanyak di dunia tahun 2000 dengan jumlah 8,4 juta jiwa. Pada tahun 2010, jumlah penderita hipertensi diperkirakan akan mencapai 21,3 juta jiwa (Wild et al., 2004).
Tujuan Analisis masalah ini adalah untuk menganalisisi penurunan tekanan darah dan tingkat kecemasan pada klien hipertensi dengan inovasi intervensi aromaterapi lemon di ruang instalasi gawat darurat RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong
Metode analisis keperawatan yang digunakan adalah dengan memberikan terapi aromaterapi lemon dan mendengarkan musik Tingkilan pada klien dengan hipertensi. Jumlah responden dalam analisis keperawatan kegawat daruratan ini adalah 3 pasien yang datang ke IGD dengan diagnose medis hipertensi primer, waktu analisis dilakukan pada tanggal 19 Juni 2017 sampai dengan 22 Juli 2017 di RSUD Aji Muhammad Parikesit Kalimantan Timur.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil intervensi terapi inovatif terhadap 3 kasus pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah dan riwayat penyakit hipertensi terjadi penurunan tekanan darah sebesar 20 mmhg/dl setelah diberikan intervensi inovatif dengan interval jarak 2 jam dan peneliti memastikan bahwa pasien tidak mendapat obat anti hipertensi peroral serta perinjeksi
Saran terhadap Ilmu Pengetahuan adalah agar penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang perubahan tekanan darah pada klien yang telah mendapatkan terapi aromaterapi lemon dan musik Tingkilan mengklasifikasikan perbedaan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Adanya lanjutan penulisan penelitian tentang analisis kasus hipertensi dengan mengembangkan intervensi inovasi yang lebih luas dan berguna dalam pemberian asuhan keperawatannya. Instansi Rumah Sakit melakukan penyegaran ilmu pengetahuan terhadap pegawai IGD tentang kesembuhan pasien tidak hanya berasal dari keberhasilan pengobatan farmakologi saja tetapi juga psikologi dan spiritual mengingat kebutuhan dasar manusia yang sangat komprehensif. Institusi pendidikan dapat memberikan pengajaran ilmu keperawatan komplementer dan palliative care terhadap mahasiswa keperawatan sehingga tindakan mandiri perawat tidak hanya berfokus pada advice medis saja tetapi juga non farmakologi sebagai tindakan mandiri perawat.