Analisis Praktik Klinik Keperawatan Pada Pasien Hipertensi Dengan Inovasi Stimulasi Kulit untuk Menurunkan Nyeri Pada Pemasangan Infus Di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2019
Abstract
Hipertensi merupakan penyakit degenaratif terbanyak setelah penyakit infeksi dapat dikendalikan (Kemenkes RI, 2018). Penyakit ini mulai terdeteksi diusia antara 30 – 50 tahun (Linton, 2016). Penyakit hipertensi bisa dikontrol dengan selalu mengkonsumsi obat anti hipertensi dan selalu mengontrol keadaan tekanan darah. Namun jika tekanan darah terus mengalami kenaikan dan tidak dapat dikendalikan dengan obat oral di rumah, pasien akan dirawat di rumah sakit. Tujuan untuk melakukan analisa terhadap kasus kelolaan dengan penggunaan metode pemberian tindakan stimulasi kulit (Cutaneous Stimulation) terhadap penurunan nyeri pada pasien hipertensi. Pengelolaan kasus pada 3 orang yang menderita yang dilakukan di Ruang Instanlasi Gawat Darurat RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil pengkajian umumnya mengeluh sakit kepala dan leher yang mengikat kuat. Diagnosis keperawatan yang muncul pada ketiga kasus: penurunan curah jantung, intoleransi aktivitas, nyeri akut, mual, cemas dan kurang pengetahuan, dan kurang pengetahuan tentang hubungan pengobatan dengan kontrol proses penyakit dan resiko infeksi. Hasil tindakan inovasi dengan stimulasi kulit didapatkan ada permbedaan penurunan nyeri karena ditusuk infus dibandingkan kelompok yang tidak dilakukan stimulasi kulit. Perbedaannya sebesar 3 poit pada skala 0 - 10. Hasil evaluasi menunjukkan diagnosis nyeri dan cemas dapat diatasi sepenuhnya. Diagnosis mual dan kurang pengetahuan teratasi sebagaian, sementara diagnosis risiko penurunan curah jantung, intolerasi aktivitas dan risiko cidera: jantung belum teratasi dan resiko infelso dan di rujuk pada pemberi pelayanan di ruangan. Saran agar rumah sakit membuat Standar Prosedur Operasional untuk stimulasi kulit ini dan perawat melakukan tindakan ini jika akan melakukan pemasangan infus. Alternatif lain untuk mengurangi sakit saat dipasang infus adalah penggunaan Cold pack. Peneliti selanjutkan melakukan kajian komparatif pengaruh cold pack dan stimulasi kulit untuk menurunkan nyeri akibat pemasangan infus.