Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Stroke Non Hemoragik Terhadap Pemberian Mirror Therapy dalam Perubahan Skala Kekuatan Otot di Ruang Unit Stroke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015
View/ Open
Date
2015-08Author
Hartiti, Rahmatika Dwi
Dirdjo, Maridi M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Stroke adalah sindrom klinis yang berasal dari pembuluh darah, dengan tanda dari kerusakan cerebral baik fokal atau global yang terjadi pada 24 jam terakhir , dapat memicu kematian. Stroke merupakan penyakit yang melemahkan dan mematikan. 1 dari 3 pasien meninggal kurang dari 6 bulan dalam stroke yang berat dan yang lainnya mengalami kecacatan yang permanen. Lebih dari itu, kesempatan terjadinya stroke yang berulang diperkirakan sangat tinggi. Paralisis pada stroke terutama terjadi karena kerusakan di kapsula interna. Kerusakan ini memerlukan neuroplastisitas yang melibatkan sejumlah bagian otak yang selamat untuk memulihkannya. Salah satu terapi yang bermanfaat terhadap neuroplastisitas yaitu terapi cermin. Terapi ini digunakan untuk memperbaiki fungsi motorik paska. Terapi cermin mudah dilakukan dan hanya membutuhkan latihan yang sangat singkat tanpa membebani pasien. Data yang diperoleh dari beberapa penelitian memperlihatkan bahwa terapi cermin merupakan terapi yang sederhana, murah, dan efektif dalam memperbaiki fungsi motorik (baik ekstremitas atas maupun bawah) dan aktivitas kehidupan sehari-hari, sebagai tambahan untuk rehabilitasi yang umumnya dilakukan pada pasien dengan stroke.. Karya ilmiah akhir Ners bertujuan untuk menganalisis intervensi pada pasien stroke non hemoragik dengan diagnosa hambatan mobilitas fisik dengan pemberian mirror therapy untuk merubah skala kekuatan otot. Dari hasil analisa kasus pada pasien didapatkan hasil bahwa dari hari pertama kekuatan otot 50%, klien tidak mampu melawan tahanan dan membuka palangs, menjadi dapat melawan tahanan dan membuka palangs walaupun kekuatan otot belum meningkat dari 50% menjadi 75% atau 100% karena klien masih belum bisa melawan gravitasi.Sosialisasi tentang terapi peningkatan kekuatan otot diperlukan bagi perawat sehingga dapat diterapkan oleh perawat secara langsung yang diberikan kepada pasien untuk meningkatkan pemberian asuhan keperawatan yang lebih efektif dan efisien.