dc.contributor.author | Mahmuda, Muhammad Ibnu Hajir | |
dc.contributor.author | Masnina, Rusni | |
dc.date.accessioned | 2019-02-27T01:08:28Z | |
dc.date.available | 2019-02-27T01:08:28Z | |
dc.date.issued | 2015-08 | |
dc.identifier.citation | De Paula, de Caevalho dan dos Santos. 2002. The use of the Progressive Muscle Relaxation technique for pain relief in gynecology and obstetrics. Original Article in Nursing Research. 10(5) Dixhoorn. J . V. & White. A. (2005). Relaxation therapy for rehabilitation and prevention in ischaemic heart disease Farid Rahman. 2013. Pengaruh Penambahan Tekhnik Relaksasi Progresif Pada Terapi LatihanTerhadap Penurunan Nyeri Post Sectio Caesarea Di RSUD Dr. Moewardi Fajaryati, Ninik. 2010. Hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan Dismenore Primer Remaja Putri Di SMPN 2 Mirit Kebumen. (http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33150611/dismenorheali bre.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAJ56TQJRTWSMTNPEA&Expires=14031 41270&Signature=6FLmf5GAxFEQl4 K4ItOvIHiWmV0%3D, diperoleh 19 Juni 2014) Frayusi, A. (2012). Pengaruh Pemberian Terapi Wewangian Aromaterapi Lavender (Lavandula Agustifolia) Secara Oles Terhadap Skala Nyeri Pada Klien Infark Miokardium Di CVCU RSUP Dr M Djamil Padang. Skripsi. Universitas Andalas Halm, M.A. (2009), Relaxation: A self-care healing modality reduces harmful effects of anxiety.The American Association of Critical-Care Nurses AACN 18,169–172.doi: 10.4037/ajcc2009867. Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient. Iis dewantari. 2014. Pemberian Tekhnik Relaksasi Progresif Terhadap Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis RSUD Sukoharjo. Kozier. (2004). Fundamental Of Nursing. Edisi 7. Vol 2. Jakarta: EGC Muttaqin, A. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika Myrtha, R. (2012). Patofisiologi Sindrom Koroner Akut. Cermin Dunia Kedokteran, Vol.39 (4), 261-264. Olivia Claudia et al. (2014). Pengaruh tekhnik relaksasi otot progresif terhadap nyeri menstruasi pada remaja Di Asrama Putri Stikes Santo Borromeus. Potter, P.A. dan Perry, A.G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (Ed.5). Komalasari (penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI 2013. Roykulcharoen, Varunyupa dkk. 2002. Systematic Relaxation to Relieve Postoperative Pain. Journal of Advanced Nursing, 48(2) 140–8. Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. (Ed.8). Kuncara (penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC _________________________ (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. (Ed.8). Kuncara (penerjemah). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Suparto, Achmad . 2011. Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada Remaja Putri (http://penjaskesrek.fkip.uns.ac.id/wpcontent/ uploads/2012/04/ultimate.pdf , diperoleh 23 Juni 2014) Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Anggota IKAPI | id_ID |
dc.identifier.uri | https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1017 | |
dc.description.abstract | Acute Coronary Syndrome (ACS) adalah suatu terminologi yang dipakai untuk menunjukkan sekumpulan gejala nyeri dada iskhemik yang akut dan perlu penanganan segera atau keadaan emergensi. ACS merupakan sindroma klinis akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, baik bersifat intermitten maupun menetap akibat rupturnya plak atherosklerosis. nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. Nyeri dapat disebabkan oleh 3 stimulus, yaitu mekanik, termal dan kimia. Stimulus nyeri tersebut akan merangsang respons nyeri. Bila nyeri karena adanya jaringan yang rusak maka respon akan merangsang jaringan yang rusak untuk melepaskan zat kimia yaitu bradikinin, histamin, substansi P dan prostaglandin. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Nyeri juga dipengaruhi oleh emosi dan tanggapan individu terhadap dirinya. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan non-farmakologi. Manajemen nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan eksternal yang mempengaruhi respon internal individu terhadap nyeri. Manajemen nyeri dengan relaksasi mencakup latihan pernapasan diagfragma, teknik relaksasi progresif, guided imagery, dan meditasi. | id_ID |
dc.language.iso | id | id_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur | id_ID |
dc.subject | ACS STEMI | id_ID |
dc.subject | Nyeri | id_ID |
dc.subject | Terapi relaksasi otot progresif | id_ID |
dc.title | Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Acute Coronary Syndrome (ACS) dengan St Elevation Myocard Infarct (STEMI) dengan Intervensi Inovasi Tekhnik Relaksasi Otot Profresif Terhadap Penurunan Skala Nyeri Dada di Ruang ICCU RSUD A.W. Sjahranie Samarinda Tahun 2015 | id_ID |
dc.title.alternative | Analisis of Clinical Nursing Practice in with Acute Coronary Syndrome (ACS) with ST Elevation Myocard Infarct by Inovation Intervention Progressive Mucle Relaxation in ICCU A.W. Sjahranie Hospital 2015 | id_ID |
dc.type | Other | id_ID |