Show simple item record

dc.contributor.authorErliyana, Ely
dc.contributor.authorFitri, Novial Linda Dwi
dc.contributor.authorIsmahmudi, Ramdhany
dc.date.accessioned2019-03-14T06:23:29Z
dc.date.available2019-03-14T06:23:29Z
dc.date.issued2015-02-25
dc.identifier.citation1. Kemenkes RI. (2014). Undang-Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. http:// slideshare.net/mobile/wincibal/uu-nomor-18-tahun-2014 diunduh pada 12 September 2014 2. Hawari. (2003). Pendekatan holistik pada gangguan jiwa skizofrenia. Jakarta: FKUI 3. Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Balitbangkes Kemenkes 4. Dinkes Provinsi Kaltim. (2012). Profil kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012. Samarinda 5. Dinkes Kutai Timur. (2014). Data penderita gangguan jiwa Kabupaten Kutai Timur. Sangatta 6. Marchira. (2011). Integrasi kesehatan jiwa pada pelayanan primer di Indonesia: sebuah tantangan di masa sekarang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 14. 3. 120-126 7. Kemenkes RI. (2010). Buku pedoman pelayanan kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan dasar. Jakarta 8. Wawan dan Dewi. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan. sikap. dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha Medika 9. Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta 10. Metahay. (2013). Hubungan pengetahuan keluarga dengan perilaku merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Galur II Desa Banaran Kabupaten Kulon Progo. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Stikes Wira Husada 11. Nadia. (2012). Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan klien halusinasi di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Prof. Hbsa’anin Padang. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Padang: Universitas Andalas 12. Taylor, Peplau, Sears. (2000). Social psychology (10th ed.). NJ: Prentice-Hall. http:// nadfayusuf. blogspot. com/ 2011_05_01_archive. html. diunduh pada 02 Juli 2014 13. Dagun. (2002). Psikologi keluarga (peran ayah dalam keluarga). Jakarta: Rineka Cipta 14. Nursalam dan Effendi. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medik 15. Bastable. (2002). Perawat sebagai pendidik: prinsip-prinsip pengajaran dan pembelajaran. Jakarta: EGC 16. Friedman. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori dan praktik. Jakarta: EGCid_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1111
dc.description.abstractLatar belakang penelitian bahwa perubahan dasar pada kebijakan kesehatan jiwa di Indonesia meliputi sistem berbasis rumah sakit menjadi berbasis komunitas. Integrasi pelayanan kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh dokter spesialis jiwa, dokter umum, perawat, bidan atau tenaga kesehatan lainnya di RSUD Kabupaten/ Kota dan Puskesmas secara terintegrasi dengan pelayanan kesehatan dasar. RSUD Sangatta Kabupaten Kutai Timur telah memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang merupakan hasil kerjasama dengan RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda. Jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa di RSUD Sangatta masih rendah yang berarti keluarga tidak rutin membawa pasien ke poli integrasi jiwa. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kegiatan integrasi dan dukungan dengan motivasi keluarga membawa pasien gangguan jiwa ke Poli Integrasi Jiwa RSUD Sangatta Kabupaten Kutai Timur. Metode penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh keluarga pasien gangguan jiwa yang terdata pada kegiatan Integrasi Jiwa RSUD Sangatta sebanyak 24 orang dengan metode nonprobability sampling dan teknik total sampling. Instrumen yaitu kuesioner karakteristik responden, pengetahuan, dukungan dan motivasi keluarga. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian yaitu karakteristik responden bahwa lebih dari separuh responden berada dalam rentang umur dewasa dini (18-40 tahun) sebanyak 18 orang (75%), berjenis kelamin laki-laki dan perempuan masing-masing 12 orang (50%), berpendidikan menengah sebanyak 13 orang (54,2%), pegawai swasta sebanyak 10 orang (41,7%), hubungan sebagai saudara kandung sebanyak 12 orang (50%), lamanya sakit 3 tahun dan lebih 5 tahun sebanyak 6 orang (25%) dan frekuensi kunjungan 3 kali sebanyak 6 orang (25%), responden yang memiliki pengetahuan tinggi dan rendah adalah sama masing-masing sebanyak 12 orang (50%), responden kurang mendapatkan dukungan dari keluarga lainnya sebanyak 17 orang (70,8%), responden memiliki motivasi rendah sebanyak 14 orang (58,3%). Ada hubungan antara pengetahuan (p=0,000), dukungan keluarga (p=0,009) dengan motivasi membawa pasien ke poli integrasi jiwa. Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan pengetahuan dan dukungan dengan motivasi keluarga membawa pasien gangguan jiwa ke Poli Integrasi Jiwa RSUD Sangatta Kabupaten Kutai Timur.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectpengetahuanid_ID
dc.subjectdukunganid_ID
dc.subjectmotivasiid_ID
dc.subjectintegrasi jiwaid_ID
dc.titleHubungan Pengetahuan tentang Kegiatan Integrasi Jiwa dan Dukungan dengan Motivasi Keluarga Membawa Pasien Gangguan Jiwa ke Poli Integrasi Jiwa RSUD Sangattaid_ID
dc.title.alternativeRelationship of Knowledge and Support with The Family Motivation Bring Mental Disorders Patients to Poly Integration of Mental Health Sangatta Hospital East Kutaiid_ID
dc.typeOtherid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record