dc.contributor.author | Trisnawati, Wiwik | |
dc.contributor.author | Wahyuni, Tri | |
dc.date.accessioned | 2019-03-25T06:07:02Z | |
dc.date.available | 2019-03-25T06:07:02Z | |
dc.date.issued | 2015-03-13 | |
dc.identifier.citation | American College of Surgeon. (2004). Advanced Trauma Life Support (ATLS), Seventh edition. Chicago: First Impression Charles. (2010). Schwartz’s Principles of Surgery. Edition Ninth. United State of America: The McGraw-Hill Doenges, M. (2002). Rencana Asuhan keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC Dugdale. (2010). Chronic Subdural Hematoma. Medline Plus Engelhard, dkk. (2011). Subdural Hematoma Surgery. Medscape Reference Gerard. (2003). Current Surgical Diagnosis & Treatment, edition eleven Heller, dkk. (2012). Subdural Hematoma. Medline Plus Medical Encyclopedia Helmi. (2005). Fisioterapi Pada Penyakit Paru Anak. Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Kaye. (2006). Textbook of Surgery. Third edition. USA: Blackwell Publishing Meagher, dkk. (2011). Subdural Hematoma. Medscape Reference NANDA. (2012). Panduan Diagnosa keperawatan NANDA 2012-2014, definisi dan klasifikasi. Philadhelpia Price dan Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- proses Penyakit. Jakarta: EGC Royal College of Nursing. (2010). Specialist nurses: Changing lives, saving money. Diunduh dari http://www.rcn.org.uk Royal College of Nursing. (2012). RCN factsheet: Specialist nursing in the UK. Diunduh dari http://www.rcn.org.uk Sastrodiningrat. (2006). Memahami Fakta-Fakta pada Perdarahan Subdural Akut. Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39. No.3 Halaman 297- 306. Medan: FK USU Sjamsuhidajat. (2004). Subdural Hematoma. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua. Jakarta: EGC Tim Neurotrauma. (2007). Pedoman Tatalaksana Cedera Otak. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Tom, dkk. (2011). Subdural Hematoma in Emergency Medicine. Medscape Reference | id_ID |
dc.identifier.uri | https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1126 | |
dc.description.abstract | Subdural hematoma adalah penimbunan darah di dalam rongga subdural (antara duramater dan arakhnoid). Perdarahan ini sering terjadi akibat robeknya vena-vena jembatan yang terletak antara kortek cerebri dan sinus venous tempat vena tadi bermuara, namun dapat terjadi juga akibat laserasi pembulu harteri pada permukaan otak. Perdarahan subdural paling sering terjadi pada permukaan lateral hemisfer dan sebagian di daerah temporal. Perdarahan subdural juga menutupi seluruh permukaan hemisfer otak dan kerusakan otak dibawahnya biasanya berat.Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan primer (primary survey) yang mencakup jalan nafas (airway), pernafasan (breathing) dan tekanan darah atau nadi (circulation) yang dilanjutkan dengan resusitasi. Jalan nafas harus dibersihkan apabila terjadi sumbatan atau obstruksi yang bertujuan untuk mempertahankan perfusi dan oksigenasi jaringan tubuh. Karya Ilmiah Akhir bertujuan untuk intervensi fisioterapi dada yang diterapkan secara kontinyu pada pasien dengan Subdural Hematoma di ruang PICU RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil analisa menunjukkan bahwa pemberian intervensi fisioterapi dada yang diterapkan secara kontinyu telah membantu pengeluaran secret paru lebih banyak sehingga sesak nafas dapat berkurang dan akhirnya proses perbaikan kondisi pasien lebih cepat. Perawat ruangan diharapkan dapat menerapkan pemberian intervensi ini. | id_ID |
dc.language.iso | id | id_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur | id_ID |
dc.subject | Subdural hematoma | id_ID |
dc.subject | Bersihan Jalan Nafas | id_ID |
dc.subject | Fisioterapi dada | id_ID |
dc.title | Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien dengan Subdural Hematoma di ruang PICU RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda | id_ID |
dc.title.alternative | Analysis of Clinical Nursing Practice in patients with Subdural Hematoma in the PICU Hospitals A. Wahab Sjahranie Samarinda | id_ID |
dc.type | Other | id_ID |