Show simple item record

dc.contributor.authorFitriah, Nur
dc.contributor.authorRatna Dewi, Sinta
dc.date.accessioned2022-03-22T02:14:59Z
dc.date.available2022-03-22T02:14:59Z
dc.date.issued2021-07-09
dc.identifier.citationAnuku T., Pareta D., Kanter J., Untu S. (2020). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas IBU Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal Biofarmasetikal Tropis, 3, (1), 101-107. Anwar Y., Ayuni F. (2016). Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien Baru Penderita Tuberkulosis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Atma Jaya. Farmasains, 3, (1), 31-34. Bakri M. (2016). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis (OAT) Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar, Makassar, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia. Darliana D. (2011). Manajemen Pasien Tuberkulosis Paru. Idea Nursing Journal, II, (1), 27-31. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2018). Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017. Samarinda : Dinas Kesehatan. Doko J.K., Rengga M.P.E. (2020). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis Pada Pasien Baru Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sikumana Tahun 2018. CHMK PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL, 3 , (1), 97-102. Dotulong J. F.J. (2015). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin dan Kepadatan Hunian dengan Kejadian Penyakit TB Paru Di Desa Wori Kecamatan Wori. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik,3(2), 57-65. Fristiohady A., Ihsan S., Haringi E. (2015). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis pada Pasien TB Paru di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Majalah Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 1, (1), 5-8. Irianti T., Kuswandi., Yasin M.N., & Kusumaningtyas A.R. (2016). Mengenal Anti-Tuberkulosis. Yogyakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Info Datin. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Data dan Informasi 2018 (Profil Kesehatan Indonesia). Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis : Indonesia Bebas Tuberkulosis. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta. Laily D.W., Rombot D.V., Lampus B.S. (2015). Karakteristik Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuminting Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, 3, (1), 1-5. Masturoh, I., Anggita, N.T. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kebayoran Baru Menteri Kesehatan. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Menteri Kesehatan. (2019). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. Nugroho R.A. (2011). Studi Kualitatif Faktor Yang Melatarbelakangi Drop Out Pengobatan Tuberkulosis Paru. Jurna Kesehatan Masyarakat, 7, (1), 83-90. Nurjana M.A. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Tuberkulosis Paru Usia Produktif (15-49 tahun) di Indonesia. Media Litbangkes, 25, (3), 165-170. Piani D.O. (2019). Gambaran Penderita Tuberkulosis Paru BTA (+) Di Puskesmas Kampung Sawah Kota Bandar Lampung Tahun 2014-2018, Bandar Lampung, Politeknik Kesehatan Tanjungkarang, Indonesia. Qiyaam N., Furqani N, Hartanti D.J. (2020). Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis (OAT) Pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kediri Lombok Barat Tahun 2018. Jurnal Ilmu Kefarmasian, 1, (1), 1-7. Rokhmah N. D. (2018). Hubungan Faktor Personal dan Internasional dengan Kepatuhan Medikasi Penderita TB Paru di Puskesmas Wilayah Surabaya Utara, Surabaya, Universitas Airlangga, Indonesia. World Health Organization (WHO). (2017). WHO Global Tuberculosis Report 2017. Geneva : WHO. World Health Organization (WHO). (2018). WHO Global Tuberculosis Report 2018. Geneva : WHO. World Health Organization (WHO). (2020). WHO Global Tuberculosis Report 2020. Geneva : WHO.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/2189
dc.description.abstractLatar belakang : Penyakit tuberkulosis (TBC) termasuk salah satu masalah kesehatan masyarakat sehingga menjadi tantangan bagi global. Tuberkulosis merupakan penyakit yang menular akibat dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit tuberkulosis bisa disembuhkan menggunakan cara pengobatan yang tepat dan sesuai berdasarkan panduan pengobatan tuberkulosis. Menurut pedoman nasional pengobatan tuberkulosis bertujuan dalam menyembuhkan, menghindari kekambuhan, mencegah kematian maupun munculnya suatu resistensi terhadap obat antituberkulosis (OAT) dan diputuskannya rantai penularan. Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan kesesuaian penggunaan Obat Antituberkulosis (OAT) pada pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Sidomulyo sudah sesuai dengan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Nasional oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Metode penelitian : Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional deskriptif secara retrospektif dengan pengambilan data rekam medik pasien tuberkulosis paru di Puskesmas Sidomulyo tahun 2020. Data dianalisis menggunakan microsoft excel 10 dengan dievaluasi berdasarkan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Nasional oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil dan kesimpulan : Dari 39 pasien menunjukkan bahwa pola penggunaan OAT berdasarkan lama pengobatan <6 bulan sebesar 15,4%, 6 bulan sebesar 76,9%, >6 bulan sebesar 7,7% dan berdasarkan jenis OAT yang diberikan di Puskesmas Sidomulyo yaitu OAT jenis KDT (Kombinasi Dosis Tetap) pada kategori anak sebesar 10,3%, kategori dewasa sebesar 64,1%, kategori lansia sebesar 25,64%. Untuk kesesuaian berdasarkan dosis dan kombinasi pada kategori anak sebesar 100%, kategori I sebesar 100%, dan kategori II 100%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan pada pola dan kesesuaian penggunaan obat antituberkulosis berdasarkan Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis Nasional oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia di Puskesmas Sidomulyo sudah sesuai, didapatkan hasil pengobatan selama 6 bulan yaitu sebesar 76,9% dengan menerima jenis pengobatan OAT terbanyak yaitu jenis KDT keseluruhan sebesar 100% dan untuk kesesuaian penggunan OAT bersadarkan dosis dan kombinasi sebesar 100%.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectTuberkulosis paruid_ID
dc.subjectOATid_ID
dc.subjectEvaluasiid_ID
dc.titleEvaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis (OAT) pada Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sidomulyo Tahun 2020id_ID
dc.title.alternativeEvaluation of the Use of Anti Tuberculosis Drugs (OAT) for Patients with Pulmonary Tuberculosis at the Sidomulyo Public Health Center in 2020id_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record