Hubungan antara Konflik dengan Perilaku Kekerasan dalam Hubungan Pacaran pada Remaja di Samarinda

Abstract

Latar Belakang: Kekerasan dalam pacaran terjadi ketika seseorang secara sengaja menyakiti atau membuat pasangannya takut (Women Health, 2011). Kekerasan dalam hubungan pacaran seperti fenomena gunung es dimana data yang tercatat hanyalah sebagian kecil dari angka sesungguhnya (Dwiastuti, 2015). Menurut lembar fakta Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan tahun 2018, kekerasan dalam pacaran menempati urutan ketiga sebanyak 1.873 kasus dan di tahun 2019 ini kekerasan dalam pacaran mengalami peningkatan menjadi 2.073 kasus. Kalimantan Timur menduduki peringkat ke 7 dari 34 Provinsi dengan kasus kekerasan terbanyak di Indonesia. Korban kekerasan di Indonesia terbanyak pada tingkat pendidikan SLTP dan SLTA yaitu sebanyak 1.594 orang dengan rentang umur 13-17 tahun sebanyak 834 orang. Pelaku berdasarkan hubungan yang terjadi dalam kekerasan terbanyak kedua dilakukan oleh pacar/teman yaitu 473 orang. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konflik dengan perilaku kekerasan dalam hubungan pacaran pada remaja di samarinda. Metode: jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analitik Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Stratified Random Sampling menggunakan rumus Cochran dengan jumlah sampel sebanyak 572 orang. Pengukuran untuk kekerasan dalam pacaran menggunakan kuesioner Dating Violence Questionnaire-R (DVQ-R) dan untuk pengukuran konflik menggunakan The Revised Conflict Tactics Scale-2 (CTS-2). Teknik analisa data menggunakan uji Spearman Rank untuk mengetahui adanya hubungan antara konflik dengan perilaku kekerasan dalam hubungan pacaran pada remaja di samarinda. Hasil Penelitian: Dari hasil uji analisis menunjukkan nilai sig 0,027 (p< 0,05) yaitu bahwa ada hubungan antara konflik dengan perilaku kekerasan dalam hubungan pacaran pada remaja di samarinda.