Pola Pengobatan dan Interaksi Obat pada Pasien Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) di Rumah Sakit Samarinda
Abstract
Pendahuluan: Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) adalah suatu kondisi refluks
isi lambung ke esofagus yang dapat menimbulkan gejala tipikal seperti heartburn (rasa
terbakar di daerah epigastrium), regurgitasi asam (rasa pahit di mulut), dan mual yang
dapat mengakibatkan kerusakan mukosa esophagus. Penyakit Gastroesophageal
Refluks Disease (GERD) merupakan salah satu yang terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya dan menduduki 10 besar penyakit terbanyak penderitanya.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi klinis pasien
Gastroesophageal Refluks Disease (GERD) yang dipengaruhi oleh efek interaksi obat
yang tidak dapat diantisipasi, maka perlu dilakukan kajian secara berkala terhadap pola
pengobatan dan interaksi obat di Rumah Sakit Samarinda.
Metode: Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
rancangan cross sectional menggunakan data sekunder yang digunakan untuk
mengetahui interaksi penggunaan obat pada pasien Gastroesophageal Refluks Disease
(GERD) dengan pengambilan data secara retroprospektif di Rumah Sakit Samarinda.
Pada penelitian ini menganalisis interaksi obat menggunakan Drug Interaction Checker
Drungs.com, Medscape, dan jurnal pendukung lainnya untuk mengetahui tingkat
keparahan interaksi.
Hasil dan Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pola
pengobatan yang paling banyak digunakan adalah omeprazole sebanyak 48 obat
(27,9%). Dilihat dari tingkatan keparahan yang telah terjadi, tingkat keparahan mayor
(25,0%), moderate sebesar (62,5%) dan minor (12,5%).
Kata Kunci: pola pengobatan, interaksi obat,Gastroesophageal Refluks Disease (GERD)