Show simple item record

dc.contributor.authorHIDAYATI, HIDAYATI
dc.date.accessioned2024-02-15T02:09:26Z
dc.date.available2024-02-15T02:09:26Z
dc.date.issued2023-01-21
dc.identifier.citationAmborowati, A. (2002). Budidaya dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat oleh Masyarakat Dayak Benuaq di Tepulang Kecamatan Damai Kabupaten Kutai Barat. Skripsi, tidak dipublikasikan, Samarinda, Universitas Mulawarman, Indonesia. Batool, S.H. (2012). The effect of coconut oil extract on full thickness wound healing on the female rabbit. Basrah Journal of Veterinary Research, 11, (2), 28-36. Bianchi, T. (2016). Recommendations for the management of biofilm: a consensus document. Journal of Wound Care, 25, (6), 305–317. Deb, M.; Gupte, S.; Aggarwal, P.; Kaur, M.; Manhas, A.; Bala, M.; Kant, R. (2014). Microbial Biofilms. SMU Medical Journal, 1, 2, 406-412. Elfiah, U. (2020). Perawatan Luka di Masa Pandemi Covid-19. Jember: Universitas Jember. Fadhilah, D., https://ilmuveteriner.com/pembentukan-biofilm-oleh-pseudomonas-aeruginosa/ diperoleh 31 Mei 2022. Furi, P.R. dan Wahyuni, A.S. (2011). Pengaruh Ekstrak Etanol Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) terhadap Kadar HDL pada Tikus Dislipidemia. Pharmacon, 12, 1, 1-8. Gani, A.P.; Hamzah, H.; Hertiani, T.; Pratiwi, S.U.T.; Nuryastuti, T. (2020). Antibiofilm studies of zerumbone against polymicrobial biofilms of staphylococcus aureus, escherichia coli, pseudomonas aeruginosa, and candida albicans. International Journal of Pharmaceutical Research, 12, 4, 1307–1314. Gellatly, S.L. dan Hancock, R.E.W. (2013). Minireview Pseudomonas aeruginosa: new insights into pathogenesis and host defenses. Centre for Microbial Diseases and Immunity Research, 9, 67, 159–173. Girard, G. dan Bloemberg, G.V. (2008). Central role of quorum sensing in regulating the production of pathogenicity factors in Pseudomonas aeruginosa. Basrah Journal of Veterinary Research, 3, 2, 97–106. Hamzah, H.; Rasdianah, N.; Nuwijayanto, A.; Nandini, E. (2021). Aktivitas ekstrak etanol daun calincing terhadap biofilm candida albicans. Jurnal Farmasetis, 10, 1, 21-28. Handrianto, P. (2017). Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) Menggunakan Pelarut Etanol 96% Terhadap Staphylococcus aureus. Journal od Pharmacy and Science, 2, 2, 41-45. Harmely, F.; Wilda; Aldi, Y. (2014). Formulasi gel ekstrak propolis dari sarang lebah trigona itama (cockrell) dan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV”, Padang, Indonesia. Hertiani, T.; Hamzah, H.; Pratiwi, S.U.T.; Nuryastuti, T. (2022). The Inhibition Activity of Tannin on the Formation of Mono-Species and Polymicrobial Biofilm Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Majalah Obat Tradisional, 24, 6, 110–118. Homenta, H. (2016). Infeksi Biofilm Bakterial. Jurnal e-Biomedik, 4, 1, 1-11. Karatan, E dan Watnick, P. (2009). Signals, regulatory networks, and materials that build and break bacterial biofilms. Microbiol Molec Biol Rev, 73, 2, 310-347. Kining, E.; Falah, S.; Nurhidayat, N. (2016). Aktivitas Antibiofilm Ekstrak Air Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa secara In Vitro. Current Biochemistry, 2, 3, 150-163. Kus, J.V.; Tullis, E; Cvitkovitch, D.G; Burrows, L.L. (2004). Significant differences in type IV pilin allele distribution among Pseudomonas aeruginosa isolates from cystic fibrosis (CF) versus non-CF patients. Microbiology,150, 14, 1315-1326. Mahami, T. dan Adu-Gyamfi, A. (2011). Biofilm-associated infections: public health implications. International Research Journal of Microbiology, 2, 10, 375-381. Malone, M. dan Swanson, T. (2017). Biofilm-based wound care: The importance of debridement in biofilm treatment strategies. British Journal of Community Nursing, 22, 1, 20–25. Mansouri, S.; Safa, A.; Najar, S.G.; Najar, A.G. (2013). Inhibitory activity of Iranian plant extracts on growth and biofilm formation by Pseudomonas aeruginosa. Malay J Microbiol, 9, 2, 176-183. Megawati. (2020). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat di Hutan Kampus Universitas Tanjungpura Pontinak. Jurnal Hutan Lestari, 8, 4, 825-839. Monroe, D. (2007). Looking for Chinks in the Armor of Bacterial Biofilms. PLoS Biol, 5, 11, 307-310. Noorhidayah; Sidiyasa, K.; Hajar, I. (2006). Potensi dan Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Hutan Kalimantan dan Upaya Konservasinya. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan, 3, 2, 95-107. Nuryastuti, S.T.; Hamzah, H.; Hertiani, T.; Utami, T.P. (2019). The Inhibition Activity of Tannin on the Formation of Mono-Species and Polymicrobial Biofilm Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Candida albicans. Majalah Obat Tradisional, 24, 2, 110-118. Permatahati, A.L.E. (2020). Aktivitas Penghambatan dan Penghancuran Biofilm Dekokta Daun Jamblang terhadap Staphylococcus aureus. Yogyakarta: USD Press. Pratiwi, S.U.T.; Hamzah, H.; Hertiani, T.; Nuryastuti, T. (2020). Efficacy of quercetin against polymicrobial biofilm on catheters. Research Journal of Pharmacy and Technology, 13, 11, 5277–5282. Prescott, L.M.; Harley, J.P.; Klein, D.A. (2002). Microbiology. Boston: McGraw-Hill. Hal:620-622 Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorganisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Purbowati, R. (2016). Hubungan Biofilm dengan Infeksi: Implikasi pada Kesehatan Masyarakat dan Strategi Mengontrolnya. Surabaya: Universitas Wijaya Kusuma. Redazione, https://www.assocarenews.it/primo-piano/pazienti/farmaci/ganoderma-lucidum-cose-e-per-cosa-e-indicato diperoleh 31 Mei 2022. Riemann, H.P. dan Cliver, D.O. (2006). Foodborne Infections and Intoxications, Third Edition. USA: Elsevier. Scherberger, J., https://www.hfmmagazine.com/articles/3372-identifying-and-eradicating-biofilm diperoleh 31 Mei 2022. Siregar, K.A.A.K.; Hamzah, H.; Nuwijayanto, A.; Wahyuningrum, R.; Sari, S. (2021). Effectiveness of Oxalis corniculata L. Ethanol Extract against Mono-Species of Biofilm Staphylococcus aureus. Majalah Farmaseutik,17, 2, 198-205. Suratno. (2005). Budidaya Jamur Lingzhi. Surakarta: USM Press. Suriawiria, U. (2000). Obat Mujarab dari Pekarangan Rumah. Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti. Takoy; Andre, H.; Kade. (2013). Potensi dan Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Hutan Indonesia. Jurnal Analisis Kehutanan, 10, 2, 85-96. Tan, Y., https://www.sciencephoto.fr/image/12967833-Pseudomonas-aeruginosa-bacteria-illustration diperoleh 31 Mei 2022. Triana, H.; Hamzah, H.; Sylvia U.T.P.; Titik, N. (2022). Efek Saponin Terhadap Penghambatan Planktonik Dan Mono-Spesies Biofilm Candida albicans ATCC 10231 Pada Fase Pertengahan, Pematangan Dan Degaradasi. Majalah Farmaseutik, 17, 2, 198-205. Viju, N.; Satheesh, S.; Vincent, S.G.P. (2013). Antibiofilm activity of coconut (Cocos nucifera Linn.) husk fibre extract. Saudi J Biol Sci. 20, 120, 85– 91. Waiyis, B.; Handrianto, P.; Sudarwati, T.P.L. (2016). Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Etanol Jamur Lingzhi (Ganoderma lucidum) terhadap Zona Hambat Bakteri Staphylococcus aureus. Surabaya: Akfar Surabaya. Yudhawan, I.; Hamzah, H.; Rasdianah, N.; Setyowati, E.; Nandini, E.; Utami, S. (2021). Clove Oil Has the Activity to Inhibit Middle, Maturation and Degradation Phase of Candida Tropicalis Biofilm Formation. Borneo Journal of Pharmacy, 6, 1, 41-47.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/3795
dc.description.abstractLatar Belakang: Salah satu sumber utama infeksi adalah biofilm yang berkembang pada permukaan mukosa rongga tubuh. Karena mikroorganisme pembentuk biofilm lebih resisten terhadap obat antimikroba daripada sel individual, maka mengobati infeksi pembentuk biofilm menjadi tantangan tersendiri. Alhasil penyakit yang terkait dengan biofilm meningkatkan beban keuangan negara. Pseudomonas aeruginosa adalah salah satu bakteri yang sering dikaitkan dengan infeksi luka. Bakteri ini membentuk koloni pada inang dan menggunakan biofilm untuk memperpanjang hidupnya, yang menghambat proses penyembuhan luka. Salah satu tanaman yang dapat mencegah Pseudomonas aeruginosa, bakteri yang ditemukan di Kalimantan, membentuk biofilm adalah jamur lingzhi. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan konsentrasi yang tepat untuk menekan biofilm dan untuk menilai aktivitas antibiofilm dari ekstrak etanol jamur Lingzhi terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Metode: Penelitian ini menggunakan metode mikrodilusi cair dengan mikroplat untuk menghasilkan data kuantitatif mengenai aktivitas penghambatan antibiofilm Ganoderma lucidum (Ekstrak Jamur Lingzhi) terhadap biofilm Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi 0,125%, 0,25%, 0,5%, dan 1%, dengan kloramfenikol sebagai kontrol positif, serta mengaplikasikan teknik pengamatan pada luka sayatan yang diinduksi oleh biofilm pada mencit. Hasil: Temuan ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol jamur Lingzhi menghambat biofilm Pseudomonas aeruginosa dengan dosis 0,125%, 0,25%, 0,5%, dan 1%. Dengan penghambatan 51,11% pada fase menengah (24 jam) dan penghambatan 54,20% pada fase pematangan (48 jam), konsentrasi 0,125% ditentukan sebagai MBIC50. Selanjutnya, ekstrak kental Jamur Lingzhi menunjukkan kemampuannya untuk meningkatkan penyembuhan luka akibat pembentukan biofilm.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectPseudomonas aeruginosaid_ID
dc.subjectJamur Lingzhiid_ID
dc.subjectAntibiofilmid_ID
dc.subjectInfeksi lukaid_ID
dc.titlePENELUSURAN AKTIVITAS JAMUR LINGZHI SEBAGAI ANTIBIOFILM PSEUDOMONAS AERUGINOSA SERTA KHASIATNYA TERHADAP INFEKSI LUKA YANG DIAKIBATKAN OLEH BIOFILMid_ID
dc.title.alternativeExploring the Activity of Lingzhi Mushroom as an Antibiofilm for Pseudomonas aeruginosa and Its Efficacy for Wound Infections Caused by Biofilmsid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record