Show simple item record

dc.contributor.authorIRMAWATI, IRMAWATI
dc.date.accessioned2024-02-19T07:22:38Z
dc.date.available2024-02-19T07:22:38Z
dc.date.issued2022-01-20
dc.identifier.citationAthena, A. et. al. (2014). Artikel Penelitian Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia Pneumonia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 8(8), 359–365. https://doi.org/10.1016/S0090-4295(00)00847-5 Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Issue 5). Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/10.1517/13543784.7.5.803 Dirga, D., Khairunnisa, S. M., Akhmad, A. D., Setyawan, I. A., & Pratama, A. (2021). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Rawat Inap di Bangsal Penyakit Dalam RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 11(1), 65–75. Dokter, P., & Indonesia, P. (2003). PNEUMONIA. Eachempati, S. R. (2015). Antibiotic Essentials. In Surgical Infections. https://doi.org/10.1089/109629603322761454 Efliana, M., Fadraersada, J., & Rijai, L. (2016). Karakteristik Dan Pengobatan Pasien Pneumonia Di Instalasi Rawat Inap Rsud Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. 20–21. https://doi.org/10.25026/mpc.v4i1.183 Farida, Y., Trisna, A., & Nur, D. (2017). Study of Antibiotic Use on Pneumonia Patient in Surakarta Referral Hospital. JPSCR : Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 2(01), 44. Fernández-Sabé, N., Carratalà, J., Rosón, B., Dorca, J., Verdaguer, R., Manresa, F., & Gudiol, F. (2003). Community-acquired pneumonia in very elderly patients: Causative organisms, clinical characteristics, and outcomes. Medicine, 82(3), 159–169. https://doi.org/10.1097/00005792-200305000-00002 Finley, P. R., & Lee, K. C. (2013). Mood disorders I: Major depressive disorders. In Koda-Kimble and Young’s Applied Therapeutics: The Clinical Use of Drugs. Hoare, Z., & Lim, W. S. (2006). Pneumonia: Update on diagnosis and management. British Medical Journal, 332(7549), 1077–1079. Hofto, M. E., Samuy, N., & Pass, R. F. (2022). Antibiotic Use and Outcomes in Young Children Hospitalized With Uncomplicated Community-Acquired Pneumonia. Open Forum Infectious Diseases, 9(4), 1–6. Ilmi, T., Yulia, R., & Herawati, F. (2020). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Rumah Sakit Umum Daerah Tulungagung. Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI), 1(2), 102. Indonesian Society Of Respirology. (2020). Press Release “ Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ( Pdpi ) Outbreak Pneumonia Di Tiongkok. Ikatan Dokter Indonesia, 19, 19–22. Indriani, E., & Susanti, N. S. (2017). Flu dan Batuk, Perlukah Antibiotik? Farmasetika.Com (Online), 2(5), 5. Irawan, R., Reviono, & Harsini. (2019). Respirologi Indonesia. Journal of The Indonesian Society of Respirology, Vol. 39(1), 44–53. Kaparang, P., & Tjitrosantoso, H. (2014). Evaluasi Kerasionalan Penggunaan Antibiotika Pada Pengobatan Pneumonia Anak Di Instalasi Rawat Inap Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 2013. Ilmiah Farmasi, 3(3), 247–254. Kemenkes RI. (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional 2011. Modul Penggunaan Obat Rasional, 3–4. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan nomor 8 tahun 2015. Pedoman Pencegaha Dan Pengendalian Resistensi Antimikroba, 334, 1–31. Kesehatan, K., & Indonesia, R. (2011). Pedoman pelayanan kefarmasian untuk terapi antibiotik. Mackenzie, G. (2016). The definition and classification of pneumonia. Pneumonia, 1–5. Made sudarma adiputra, Ni Wayan Trisnadewi, N. P. W. O. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Yayasan Kita Menulis, 1–282. Marie A. Et. al. (2022). Pharmacotherapy Principles & Practice. In Marie A. Chisholm-Burns.; Terry L. Schwinghammer.;L. Patrick M. Malone.; Jill M. Kolesar.; Joseph T. DiPiro.; Barbara G. Wells.; Kelly C. Lee.; P. Brandon Bookstaver.; John C. Rotschafer. (Ed.), News.Ge (Sixth). MC Graw Hill Companies. Masturoh, I., Anggita, T. N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan (Pertama). Kementerian Kesehatan RI. Metlay, J. P., Waterer, G. W., Long, A. C., Anzueto, A., Brozek, J., Crothers, K., Cooley, L. A., Dean, N. C., Fine, M. J., Flanders, S. A., Griffin, M. R., Metersky, M. L., Musher, D. M., Restrepo, M. I., & Whitney, C. G. (2019). Diagnosis and treatment of adults with community-acquired pneumonia. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 200(7), E45–E67. https://doi.org/10.1164/rccm.201908-1581ST Mulyana, R. (2019). Terapi Antibiotika pada Pneumonia Usia Lanjut. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(1), 172. https://doi.org/10.25077/jka.v8i1.987 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2003). Pneumonia komuniti 1973 - 2003. In Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (Ed.), Pneumonia Komuniti (Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2014). Pneumonia Komuniti : Pedoman Diagnosis & Penatalaksaan di Indonesia. In Pneumonia Komuniti (Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan). Permenkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Permenkes RI, 34–44. Peto, L., Nadjm, B., Horby, P., Ngan, T. T. D., van Doorn, R., Van Kinh, N., & Wertheim, H. F. L. (2014). The bacterial aetiology of adult community-acquired pneumonia in Asia: A systematic review. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 108(6), 326–337. https://doi.org/10.1093/trstmh/tru058 Ramirez, J. A., Cooper, A. C., Wiemken, T., Gardiner, D., & Babinchak, T. (2012). Switch therapy in hospitalized patients with community-acquired pneumonia: Tigecycline vs. Levofloxacin. BMC Infectious Diseases, 12. https://doi.org/10.1186/1471-2334-12-159 Sari, E. F., Rumende, C. M., & Harimurti, K. (2017). Faktor–Faktor yang Berhubungan dengan Diagnosis Pneumonia pada Pasien Usia Lanjut. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 3(4), 183. Siyoto, Sandu. Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian (pertama). Literasi Media Publishing. Tim Riskesdas 2018. (2019). Laporan Provinsi Kalimantan Timur Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Litbang Kesehatan, 472. Torres, A., Peetermans, W. E., Viegi, G., & Blasi, F. (2013). Risk factors for community-acquired pneumonia in adults in Europe: A literature review. Thorax, 68(11), 1057–1065. https://doi.org/10.1136/thoraxjnl-2013-204282 Utami, E. R. (2012). Antibiotika, Resistensi, Dan Rasionalitas Terapi. Sainstis, 1(4), 191–198. https://doi.org/10.18860/sains.v0i0.1861 Warganegara, E. (2017). Pneumonia Nosokomial: Hospital-Acquired, Ventilator-Associated, dan Health Care-Associated. Jurnal Kedokteran Unila, 1(3), 612–618. Dahlan Z. (2009). Pneumonia, dalam Sudoyo AW, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Indonesia. Lexicomp [online] (2022). Levofloxacin systemic, Azithromycin systemic, Amoxicillin,Cefepime systemic,Ceftazidime systemic,Piperacillin and tazobactam, Meropenem, Cipfloxacin systemic, Linezolide, Doxycycline,Claritromycin. Diakses 2022.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/3801
dc.description.abstractLatar Belakang: Pneumonia adalah penyakit infeksi pada parenkim yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme (Mackenzie, G., 2020). Prevalensi kejadian pneumonia di provinsi Kalimantan Timur mencapai 1,82% pada tahun 2018, menurut diagnosis oleh Tim Tenaga kesehatan (Tim Riskesdas 2018, 2019). Pengobatan utama untuk pasien pneumonia adalah antibiotik, sehingga perlu untuknya memantau penggunaan antibiotik sebagai upaya pengendalian kejadian resistensi antibiotik. Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik terhadap pasien pneumonia. Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan ringkasan pola dan efektivitas penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia yang dirawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Samarinda antara Januari 2021 dan Juni 2022. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik pengambilan datanya secara retrospektif bersumber dari data rekam medik selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Analisis kualitas penggunaan antibiotik dilakukan berdasarkan metode gyssens. Hasil Penelitian : Pada penelitian ini didapatkan hasil penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah Levofloxacin 750mg (31,25%), bersama berdasarkan hasil analisis penggunaan antibiotik berdasarkan alur gyssens diketahui terdapat penggunaan yang tidak rasional, didapatkan pengguaan yang termasuk dalam kategori IVC sebanyak 6,25%, kategori IIIA sebanyak 6,25%, kategori IIIB sebanyak 15,63%, kategori IIB sebanyak 6,25%, bersama penggunaan antibiotik yang tepat/rasional adalah 65,63%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di Instalasi rawat inap pada pasien pneumonia di Instansi Rawat Inap Rumah Sakit Kota Samarinda pada periode Januari 2021-Juni 2022 adalah rasional.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectAntibiotikid_ID
dc.subjectPneumoniaid_ID
dc.subjectMetode Gyssensid_ID
dc.subjectRawat Inapid_ID
dc.titleEVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT KOTA SAMARINDA PADA PERIODE JANUARI 2021 - JUNI 2022id_ID
dc.title.alternativeEvaluation of The Use of Antibiotics in Pneumonia Patients in Samarinda City Hospital in The Period of January 2021-June 2022id_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record