• English
    • Bahasa Indonesia
  • English 
    • English
    • Bahasa Indonesia
  • Login
View Item 
  •   UMKT-DR Home
  • Faculties and Schools
  • Faculty of Economics and Politics
  • International Relations
  • S1 Final Project
  • View Item
  •   UMKT-DR Home
  • Faculties and Schools
  • Faculty of Economics and Politics
  • International Relations
  • S1 Final Project
  • View Item
JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

PENGARUH KEBIJAKAN LUAR NEGERI ASERTIF XI JINPING TERHADAP STABILITAS HUBUNGAN CHINA-TAIWAN

Thumbnail
View/Open
COVER (523.9Kb)
BAB I (347.3Kb)
BAB II (182.3Kb)
BAB III (244.9Kb)
BAB IV (267.4Kb)
BAB V (22.30Kb)
DAFTAR PUSTAKA (231.4Kb)
LAMPIRAN (2.080Mb)
SKRIPSI (3.173Mb)
NASKAH PUBLIKASI (794.0Kb)
Date
2022-07-06
Author
VEBIANOVA, MARKYSA
Metadata
Show full item record
Abstract
Skripsi ini membahas mengenai Pengaruh Ketegasan Kebijakan Luar Negri Xi Jinping Terhadap Stabilitas Hubungan China-Taiwan. Tujuan penulisan skripsi ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketegasan kebijakan luar negri China dimasa kepemimpinan Xi Jinping terhadap Taiwan. Dengan melihat melalui pandangan seorang Presiden Xi Jinping dalam merealisasikan kepentingan China terhadap penyatuan dengan Taiwan. Dengan mengunakan pengumpulan data skunder dan studi pustaka. Sejarah pemisahan Taiwan dengan China tidak lepas dari perpecahan perang saudara Dinasti Qing antara Partai Komunis China dengan Partai Nasionalis atau yang lebih dikenal dengan Koumintang. Partai Koumintang yang kalah melarikan diri ke pulau Formosa atau Taiwan dengan membawa dua juta pengikutnya lalu mendirikan pemerintahannya sendiri dengan dukungan barat. Ini merupakan Penghinaan Partai Komunis China dibawah setiap kepemimpinan Presiden China penyatuan kembali China-Taiwan adalah kepentingan inti China. Dengan menggunakan teori Belief System Rudolf Ole Holsti dalam menjelaskan kebijakan luar negeri China direpresentasi Xi Jinping terhadap kepentinga penyatuan China-Taiwan. Pada masa kepemimpinan Xi Jinping melalui ketegasan kebijakan luar negeri terhadap Taiwan dengan penekanan kembali Konsensus 1992 dan One China Principle China tidak pernah mengesampingkan penggunaan instrument militer dalam mengakusisi. Penyatuan China-Taiwan merupakan warisan politik para pendahulu China dan cita-cita Partai Komunis China terhadap identitas nasional yang terpisah di Taiwan. Xi Jinping Taiwan menetapkan waktu 2049 bahwa penyatuan China-Taiwan harus tercapai dimasa kepemimpinanya dan tidak dapat di tunda kegenerasi selanjutnya.
URI
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/3903
Collections
  • S1 Final Project
UMKT-DR  © 2018  Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Contact Us | Send Feedback
 

 

Browse

All of UMKT-DRCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

My Account

Login
UMKT-DR  © 2018  Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Contact Us | Send Feedback