Show simple item record

dc.contributor.authorHuda, Nurul
dc.date.accessioned2024-06-12T02:18:23Z
dc.date.available2024-06-12T02:18:23Z
dc.date.issued2023-07-12
dc.identifier.citationAini, S. Q. (2018, Desember). Peran Pemerintah Daerah Dalam Pembinaan Keamanan Jajan Pangan Anak Sekolah Dasar. Jurnal Litbang, XIV, 119-130. Andalia, R., dkk. (2022). Identifikasi Kandungan Boraks Pada Cilok Di Wilayah Kota Banda Aceh. Jurnal Sains & Kesehatan Darussalam, 2, 23-27. Anton, L., Yearsi, S. E., & Habibi, M. (2019, Juni). Identifikasi Kandungan Berbahaya Jajanan Anak Sekolah Dasar SDN A dan SDN B KOTA SAMARINDA TAHUN 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5, 31-45. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aryani, T., & Widyantara, A. B. (2018). Analisis Kandungan Boraks Pada Makanan Olahan Yang Dipasarkan Di Sekitar Kampus. Jurnal Riset Kesehatan, 7, 106-109. Aulia, R. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima (Studi kasus: Pantai Losari di Kota Makassar). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. (2018). Laporan Tahunan BPOM 2018. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Samarinda . (2022). Laporan Tahunan BBPOM Samarinda. Berliana, A, dkk. (2021). Penggunaan Bahan Tambahan Makanan Berbahaya Boraks Dan Formalin Dalam Makanan Jajanan : Studi Literatur. Salink, 1, 64-71. BPOM. (2019). Apa Itu Boraks? Diambil kembali dari https://www.pom.go.id/new/view/more/artikel/14/Apa-itu-Boraks-.html BPOM. (2020). Bimtek Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Budiman, & Riyanto , A. (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Centre for Food Safety The Government of the Hong Kong Special Administrative Region. (2023). Review of Food Incidents in 2022. Diambil kembali dari https://www.cfs.gov.hk/english/multimedia/multimedia_pub/multimedia_pub_fsf_199_01.html Centre for Food Safety The Government of the Hong Kong Special Admisitrative Region. (2018). Boric Acid and Borax in Food. Diambil kembali dari https://www.cfs.gov.hk/english/multimedia/multimedia_pub/multimedia_pub_fsf_37_01.html Damat, D, dkk. (2020). Edukasi Pedagang Pangan Jajanan Anak Sekolah Di Kabupaten Malang. Jurnal Masyarakat Mandiri, 4, 785-796. Darsini, Fahrurrozi, & Cahyono, E. A. (2019). Pengetahuan ; Artikel Review. Jurnal Keperawatan, 12, 95-107. Ekaristy, E. (2015). Modul Akuntansi/Ekonomi: Konsep Dasar llmu Ekonomi. Bandung: SMA Santa Angela Yayasan Widya Bhakti. Fatisa, Y., & Utami, L. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Peduli Makanan Sehat Melalui Deteksi Berbasis IPTEK Menggunakan Senyawa Bahan Alam pada Bahan Tambahan Pangan Berbahaya. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Masyarakat Islam, 14, 22-32. Fitri, M. A, dkk. (2018). Identifikasi Makanan yang Mengandung Boraks dengan Menggunakan Kunyit di Desa Bulusidokare Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo. Journal of Science and Social Development, 1, 9-15. Hardiana, dkk. (2020). Identifikasi Kandungan Boraks Terhadap Roti Bantal Komersil dan Tradisional di Kecamatan Blang Pidie. Lantanida Journal, 8, 30-39. Juwita, A, dkk. (2021). Uji Boraks pada Beberapa Kerupuk Mentah dari Pasar Tradisional Kota Jambi. Jurnal Sains dan Kesehatan, 3, 464-469. JZ, T. G. (2020). Hubungan Pengetahuan, Personal Hygiene Dan Motif Ekonomi Dengan Keamanan Pangan Jajanan Bakso Bakar Di Kota Padang. Skripsi: Program Studi S-1 Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis. Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Keamanan Pangan Di Sekolah Dasar. Maulina, N., & Syafitri, L. (2019). Hubungan Usia, Lama Bekerja dan Durasi Kerja dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Penjahit Sektor Usaha Informal di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2018. Jurnal Averrous, 5, 44-58. Miratania, Y., & Rahmalia, D. (2019). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pedagang dalam Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Jajanan Anak Sekolah di SDN TelukPucung VII Kota Bekasi Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3, 105-111. Muada, D, dkk. (2019). Identifikasi Kandungan Boraks (H3BO3) Pada Bakso yang DiJual di Kota Tomohon. The Tropical Journal of Biopharmaceutical, 2, 16-21. Munandar, R, dkk . (2022). Penentuan Kadar Boraks dalam Mie Basah di Pasar Sepatan Tangerang Menggunakan Metode Uji Warna Kertas Kurkumin, Uji Nyala Api, dan Spektrofotometri Uv-Vis. Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, 8, 131-137. Nasution, H, dkk . (2018). Analisa Kadar Formalin Dan Boraks Pada Tahu Dari Produsen Tahu Di Lima (5) Kecamatan Di Kota Pekanbaru. Jurnal Photon, 8, 37-44. Nopiyanti, N, dkk. (2018). Studi Kasus Jajanan yang Mengandung Boraks dan Formalin Di Taman Kurma Kota Lubuklinggau. Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurisman, E, dkk . (2020). Pembinaan dan Edukasi Metode Identifikasi Bahan Kimia Berbahaya pada Makanan di Lingkungan Madrasah Aliyah Patra Mandiri. Jurnal Pengabdian Community, 2, 45-51. Nurlailia, A, dkk. (2021). Analisis Kualitatif Kandungan Boraks pada Makanan di Wilayah Kota Banyuwangi. Media Gizi Kesmas, 10, 254-260. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2019. (2019). Tentang Keamanan Pangan. Jakarta. PERMENKES RI No. 33 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. (t.thn.). Pudjirahaju, A. (2017). Pengawasan Mutu Pangan. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pupongbunyarit, P, dkk. (2022). A Case study of Determination of Borax in Sausage Sold in Supermarket and stall in Bangkok, Thailand. International Journal of Research Publications, 110, 420-427. Purnamasari, Nor Aisyah; Hayati, Ridha; Chandra. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pedagang Makanan Jajanan Terhadap Penggunaan Formalin dan Boraks di Wilayah Kota Tanah Grogot Tahun 2020. Universitas Islam Kalimantan MAB, 28-34. Riyanto, A. (2013). Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Safitri, L. N., Subandriani, D. N., Noviardhi, A., Rahayuni, A., & Rahmawati, A. Y. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pedagang jajanan anak sekolah terhadap penggunaan formalin dan boraks di sd negeri wilayah pedurungan kota semarang. Jurnal Riset Gizi, 28-33. Saparinto, C., & Hidayati, D. (2006). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius. Sari, N. P. (2020). Bahaya Boraks pada Bakso Tusuk yang Dijual di Sekolah Dasar Kecamatan Solo Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmiah, 15, 84-94. Sarwoko, S., & Sartika, M. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Boraks pada Makanan yang Dijual di Taman Kota Baturaja. CENDEKIA MEDIKA, 3, 53-62. Suma'mur P.K. (2014). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes) Edisi 2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suseno, D. (2019). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kandungan Boraks Pada Bakso Menggunakan Kertas Turmerik, FT – IR Spektrometer dan Spektrofotometer Uv -Vis. Indonesian Journalof Halal, 1-9. Tarwaka. (2017). Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Manajemen dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Utomoa, D., & Kholifah, S. (2018). Uji Boraks dan Formalin pada Jajanan Disekitar Universitas Yudharta Pasuruan. Jurnal Teknologi Pangan. Wahyuningsih, S., & Ruhardi, A. (2022). Uji Kualitatif Kandungan Boraks pada Tahu yang Dijual di Pasar Tradisional Karang Jassi Kota Mataram. Jurnal Sanitasi dan Lingkungan, 3, 209-215. Widelia , P, dkk. (2018). Identifikasi Kandungan Boraks Pada Mie Basah di Pasar Tradisional Kota Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 6, 58-62.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/4015
dc.description.abstractBoraks merupakan bahan kimia yang sering digunakan pada jajanan yang berbahan dasar tepung dan daging yang dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi. Jenis jajanan tersebut banyak ditemui di sekolah di Kecamatan Anggana. Beberapa pihak sekolah menyatakan bahwa pemeriksaan jajanan maupun penyuluhan kepada pedagang mengenai keamanan pangan juga belum dilakukan oleh instansi terkait secara rutin dan merata. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah tingkat pengetahuan, sikap dan lama kerja pedagang berhubungan dengan keberadaan boraks pada pangan jajanan anak sekolah di wilayah Kecamatan Anggana. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Populasi penelitian ini terdiri dari populasi jajanan anak sekolah dan populasi pedagang di Kecamatan Anggana. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yang masing-masing berjumlah 30 sampel. Hasil penelitian ini ditemukan 5 sampel yang positif mengandung boraks. Sebagian besar pedagang memiliki tingkat pengetahuan kurang (60%), sikap yang kurang (56,7%) dan lama kerja yang lama (76,7%). Kesimpulan peneitian ini adalah tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan lama kerja pedagang terhadap keberadaan boraks pada pangan jajanan anak sekolah di wilayah Kecamatan Anggana.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectPangan jajanan anak sekolahid_ID
dc.subjectboraksid_ID
dc.subjecttingkat pengetahuanid_ID
dc.subjectsikapid_ID
dc.subjectlama kerjaid_ID
dc.titleFaktor-faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Boraks pada Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Wilayah Kecamatan Angganaid_ID
dc.title.alternativeFactors Related to the Presence of Borax in Schoolchildren's Snack (PJAS) in the Sub-District of Angganaid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record