dc.description.abstract | Pembangunan di Indonesia, khususnya di Kota Samarinda, terus meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, mendorong dunia konstruksi untuk terus melakukan perubahan yang efisien, produktif, dan berkelanjutan. Salah satu yang digarap untuk terus melakukan pengembangan kualitas ialah bata ringan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-eksperimen, dengan membandingkan hasil uji berdasarkan acuan SNI 8640:2018 dan pengujian non-standar (eksperimen). Tujuannya adalah untuk mengetahui pengujian dengan variasi perlakuan tersebut tetap memenuhi persyaratan sifat bata ringan sesuai prosedur SNI 8640:2018 dan menentukan prosedur pengujian yang lebih efektif. Hasil penelitian dari 7 pengujian non-standar, menunjukkan rata-rata kuat tekan tertinggi dari seluruh pengujian sebesar 5.138 MPa pada pengujian rendam, suhu ruang, oven 110℃ benda uji kubus dan rata-rata kuat tekan terendah dari seluruh pengujian sebesar 2.765 MPa pada pengujian perendaman benda uji bata utuh. Dari hasil analisa perbandingan uji tekan antara pengujian SNI 8640:2018 dan pengujian non-standar diperoleh hubungan antara keduanya berupa faktor konversi, yang diperoleh untuk menyesuaikan nilai kuat tekan pengujian eksperimen sesuai standar y sebesar 1.00 s/d 1.54 dari hasil pengujian non-standar bentuk uji perendaman serta variasi uji kondisi asli sebagai bentuk dari penyerdehanaan proses pengujian SNI 8640:2018. Dalam penelitian ini diperoleh persentase kenaikan dan penurunan kekuatan pada uji tekan suhu tinggi sebagai indikator ketahanan api pasangan dinding pada tingkat temperatur 110℃ dan 200℃. Persentase kenaikan uji suhu tinggi berkisar antara 0.67% hingga 20.78%, sementara persentase penurunan uji suhu tinggi berkisar antara 5.67% hingga 10.88%. | id_ID |