dc.description.abstract | BRI (Belt and Road Initiative) yang diluncurkan Tiongkok pada 2013 bertujuan
untuk memperluas pengaruhnya lewat pembangunan infrastruktur global. Italia
menjadi salah satu negara Eropa pertama yang bergabung pada 2019 dengan
harapan mendapatkan manfaat ekonomi. Namun, pada 2023, Italia memutuskan
untuk menarik diri dari BRI. Hal ini menimbulkan ketertarikan untuk memahami
alasan di balik perubahan kebijakan tersebut. Italia awalnya bergabung untuk
mengatasi masalah ekonomi domestiknya, tetapi keputusan untuk keluar
dipengaruhi oleh ketidakpuasan terhadap hasil ekonomi, perubahan prioritas politik
internasional, dan tekanan dari Uni Eropa serta Amerika Serikat, terutama di bawah
pemerintahan Giorgia Meloni. Perdebatan utama terletak pada seberapa besar
pengaruh faktor internal seperti kondisi ekonomi dan internal politik dibandingkan
dengan faktor eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi kebijakan Italia terhadap pemutusan kerjasama BRI dengan
Tiongkok. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis
studi kasus, mengumpulkan data dari literatur berupa buku, jurnal, berita, dan
webiste. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan Italia dipengaruhi oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal yang tidak dapat dipisahkan, berdampak
pada hubungan internasional dan strategi Tiongkok. Penelitian ini memberikan
wawasan penting bagi peneliti dan praktisi tentang dinamika pengambilan
keputusan kebijakan luar negeri dalam konteks kerjasama ekonomi global.
Keterbatasan penelitian ini meliputi fokus pada aspek ekonomi dan politik tanpa
mengulas faktor sosial atau perspektif Tiongkok secara mendalam. | id_ID |