• English
    • Bahasa Indonesia
  • Bahasa Indonesia 
    • English
    • Bahasa Indonesia
  • Login
View Item 
  •   UMKT-DR Home
  • Faculties and Schools
  • Faculty of Economics and Politics
  • International Relations
  • S1 Final Project
  • View Item
  •   UMKT-DR Home
  • Faculties and Schools
  • Faculty of Economics and Politics
  • International Relations
  • S1 Final Project
  • View Item
JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ONE BELT ONE ROAD (OBOR) DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KONEKTIVITAS INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

Thumbnail
View/Open
COVER (377.1Kb)
BAB I (363.8Kb)
BAB II (372.7Kb)
BAB III (147.3Kb)
BAB IV (349.0Kb)
BAB V (156.2Kb)
DAFTAR PUSTAKA (386.2Kb)
LAMPIRAN (1.711Mb)
SKRIPSI (2.450Mb)
Date
2024-07-25
Author
RINANDA RIZQULLAH, MUHAMMAD
Metadata
Show full item record
Abstract
Kebijakan One Belt One Road (OBOR) dicanangkan oleh Pemerintah China pada tahun 2013 bertujuan untuk menghubungkan jalur perdagangan negara-negara yang tergabung kedalam kerangka kerjasama OBOR. Inisiatif OBOR menghubungkan negara-negara di Benua Eropa, Asia, Afrika dan Timur Tengah, melalui dua jalur konektivitas yaitu, the Silk Road Economic Belt dan the 21st Century Maritim Silk Road menciptakan konektivitas infrastruktur jalur Kerjasama. Melalui Maritime Silk Road, Laut China Selatan dan samudera Hindia meliputi Asia Tenggara menjadi salah satu Kawasan yang tergabung ke dalam kebijakan OBOR guna menciptakan konektivitas global. Indonesia salah satu negara di Kawasan Asia Tenggara yang menjadi mitra strategis China di dalam kerangka Kerjasama Kebijakan OBOR, di mana China berinvestasi di dalam pembangunan infrastruktur melalui kebijakan OBOR dalam upaya mewujudkan konektivitas infrasturkur di Indonesia. Berdasarkan pada rumusan masalah, bagaimana implementasi kebijakan One Belt One Road (OBOR) dalam upaya mewujudkan konektivitas infrasturktur di Indonesia. Melalui kebijakan OBOR, Indonesia membuktikan bahwa melalui investasi yang di salurkan oleh China melalui AIIB dan CDB dapat mewujudkan konektivitas infrasturktur di Indonesia. Dengan telah beroperasi nya Kereta Cepat Jakarta-bandung (Whoosh), Kereta Api Makassar- Parepare, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Bitung, Tol Medan-Kualanamu, Tol Serang-Panimbang, Bandara Kertajati, sebagai bukti bahwa Indonesia bertekad untuk mewujudkan konektivitas jalur trasportasi melalui kebijakan OBOR, ditambah dengan beroperasi nya Industri Morowali dan Smelter Pulau Obi menjadi v bukti bahwa China berupaya untuk meningkatkan ekonomi negara mitra nya, dalam hal ini Indonesia pada industri sumber daya alam. Pada pembangunan infrastruktur daerah Waduk Jatigede menjadi bukti bahwa China bukan hanya ingin menghubungkan jalur mitra dagang tetapi juga ingin infrasturktur di negara mitra nya sudah sangat memadai. Dalam perkembangan nya melalui inisiatif OBOR, Kerjasama China-Indonesia merambat pada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang dibangun salah satu nya dengan penanaman modal asing China. Dengan adanya investasi yang di salurkan oleh China, Indonesia berupaya untuk terus meningkatkan infrastruktur guna mewujudkan konektivitas infrasturktur di Indonesia.
URI
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/4607
Collections
  • S1 Final Project
UMKT-DR  © 2018  Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Contact Us | Send Feedback
 

 

Browse

All of UMKT-DRCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

My Account

Login
UMKT-DR  © 2018  Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Contact Us | Send Feedback