| dc.identifier.citation | Aprilia Yudi Pratiwi, Dedeh Suryani, Sunarji, A. H. (2018). Kelelahan Dan Kesehatan Kerja Nelayan Tahun 2018. Kelelahan Dan Kesehatan Kerja Nelayan Tahun 2018, 2(2). BPS Kaltim. (2020). Jumlah Kasus Penyakit Menurut Jenis Penyakit dan Kabupaten/Kota 2020. Badan Pusat Statistik Kaltim. https://kaltim.bps.go.id/indicator/30/333/1/jumlah-kasus-penyakit-menurut-jenis-penyakit-dan-kabupaten-kota.html BPS Kaltim. (2021). Kecamatan Samarinda Ulu Dalam Angka 2021. https://samarindakota.bps.go.id/publication/2021/09/24/90434e061ab88543d1459328/kecamatan-samarinda-ulu-dalam-angka-2021.html Diskominfo Kaltim. (2022). Tiga Kabupaten Dan Kota Di Kaltim Tertinggi Kasus TBC. Diskominfo.Kaltimprov.Go.Id/.  https://diskominfo.kaltimprov.go.id/kesehatan/tiga-kabupaten-dan-kota-di-kaltim-tertinggi-kasus-tbc Dwiatmojo, N. F. (2021). Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Kepatuhan Berobat Pada Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Darek Lombok Tengah. PrimA: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 7(1), 75–80. https://doi.org/10.47506/jpri.v7i1.226 Kemenkes RI. (2022a). Percepat Eliminasi Tuberculosis, Kementerian Kesehatan Bersama Lintas Sektor Melakukan Monitoring Evaluasi. Kementerian Kesehatan RI. http://p2p.kemkes.go.id/percepat-eliminasi-tuberculosis-kementerian-kesehatan-bersama-lintas-sektor-melakukan-monitoring-evaluasi-di-provinsi-kalimantan-timur/#:~:text=Dari data yang disampaikan Dinas,tercapai 74%25 dari tahun sebelumnya. Kemenkes RI. (2022b). Tahun ini, Kemenkes Rencanakan Skrining TBC Besar-besaran. Kementrian Kesehatan RI. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220322/4239560/tahun-ini-kemenkes-rencanakan-skrining-tbc-besar-besaran/ Kemenkes RI. (2022c). TBC. Https://Yankes.Kemkes.Go.Id/. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1375/tbc#:~:text=Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit,batuk kronis dan sesak napas. Mahendrani, C. R. M., Subkhan, M., Nurida, A., Prahasanti, K., & Levani, Y. (2020). Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konversi Sputum Basil Tahan Asam Pada Penderita Tuberkulosis. Al-Iqra Medical Journal : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran, 3(1), 1–9. https://doi.org/10.26618/aimj.v3i1.4037 Mei, F. O., Parthasutema, I. A. M., & Wintariani, N. P. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegagalan Terapi Pasien TB Paru di Puskesmas Labuan Bajo ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis TB Paru di puskemas Labuan Bajo. Bali International Scientific Forum, 1(1), 81–89. http://ejournal.unbi.ac.id/index.php/BISF/article/view/126 Pradipta, I. S. (2021). Mengapa kegagalan pengobatan tuberkulosis banyak terjadi di Indonesia? Https://Theconversation.Com/. https://theconversation.com/mengapa-kegagalan-pengobatan-tuberkulosis-banyak-terjadi-di-indonesia-173267 Pratiwi, I. A. (2022). Hubungan Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (Oat) Terhadap Kepatuhan Minum  Obat Pada Pasien Tb Paru Di Puskesmas. Samarinda, D. K. K. (2023). Kasus Tuberkulosis di Samarinda Tahun 2021. 2021. TB Indonesia, A. (2021). Tahukah kalian Tahapan Pengobatan TBC? Tbindonesia.or.Id. https://tbindonesia.or.id/artikel/tahukah-kalian-tahapan-pengobatan-tbc/ Tika Maelani dan, & Cahyati,  widya hary. (2019). Karakteristik Penderita, Efek Samping Obat dan Putus Berobat Tuberkulosis Paru. Higeia Journal of Public Health Research and Development, 3(2), 227–238. Wiratmo, P. A., Setyaningsih, W., & Fitriani. (2021). Riwayat Pengobatan, Efek Samping Obat dan Penyakit Penyerta Pasien Tuberkulosis Paru Terhadap Tingkat Kepatuhan Berobat. CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal, 2(1), 30–36. https://doi.org/10.37148/comphijournal.v2i1.46 World Health Organization. (2022). Tuberkulosis. Https://Www.Who.Int/. https://www.who.int/indonesia/news/campaign/tb-day-2022/fact-sheets#:~:text=Pada tahun 2020%2C diperkirakan 10,dapat disembuhkan dan dapat dicegah. Yuliawan, K. (2021). Pelatihan SmartPLS 3.0 Untuk Pengujian Hipotesis Penelitian Kuantitatif. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 43–50. | id_ID | 
| dc.description.abstract | Tujuan Penelitian: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan efek samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan keberadaan penyakit penyerta dengan kegagalan pengobatan pada pasien tuberkulosis di Kecamatan Samarinda Ulu. Metodologi: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Data diperoleh dengan kuesioner, rekam medis pasien dan formulir TB 01. Populasi dalam penelitian ini pasien TB paru yang sedang menjalankan pengobatan di 4 puskesmas wilayah kerja Kecamatan Samarinda Ulu dengan sampel sebanyak 95 responden dengan teknik stratified random sampling. Uji dalam penelitian ini menggunakan uji fisher exact test (a = 5%). Hasil: Analisis univariat responden yang memiliki efek samping ringan OAT sebanyak 69 responden (72,6%) dan efek samping berat OAT sebanyak 26 responden (27,4%). Responden yang memiliki penyakit penyerta sebanyak 21 responden (22,1%) dan responden yang tidak memiliki penyakit penyerta sebanyak 74 responden (77,9%). Responden yang mengalami kegagalan pengobatan sebanyak 15 responden (15,8%) dan responden yang tidak mengalami kegagalan pengobatan sebanyak 80 responden (84,2%). Hasil penelitian menunjukan efek samping OAT dengan kegagalan pengobatan tuberkulosis dengan nilai p-value = 0,545 dan keberadaan penyakit penyerta dengan kegagalan pengobatan tuberkulosis dengan nilai p-value = 0,001. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan efek samping OAT dengan kegagalan pengobatan pada pasien tuberkulosis. Serta ada hubungan keberadaan penyakit penyerta dengan kegagalan pengobatan pada pasien  tuberkulosis. Berdasarkan hal tersebut diperlukan keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan dalam tatalaksana pasien TB dengan penyakit penyerta, pemantauan pasien tuberkulosis yang sedang menjalankan pengobatan, memberikan edukasi mengenai efek samping OAT diawal pengobatan, identifikasi mengenai jenis obat yang menimbulkan efek samping terbanyak serta pencatatan identitas pasien yang lebih lengkap. | id_ID |