Pengaruh Psikoedukasi Tentang Masalah Kesehatan Jiwa Terhadap Dukungan Sosial Pasien Pasca Perawatan (Skizofrenia) di PUSKESMAS Karang Asam Samarinda
Abstract
Latar belakang: Skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang dialami dalam jangka panjang yang mempengaruhi orang yang mengalaminya dalam hal berpikir, merasa, dan berperilaku. Pasien skizofrenia pasca perawatan sering kali mengalami tantangan dalam mendapatkan dukungan sosial yang cukup, terutama di Puskesmas Karang Asam, Samarinda. Pesikodukasi merupakan salah satu intervensi yang efektif meningkatkan pemahaman tentang masalah kesehatan jiwa pada individu dengan gangguan mental termasuk skizofrenia.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psikoedukasi terhadap masalah kesehatan jiwa terhadap peningkatan dukungan sosial bagi pasien tersebut.
Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan True-Experiment dengan rancangan “Pretest –Postest onegroup desain’’. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar pasien pasca perawatan skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Karang Asam Samarinda sebanyak 39 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan sempel sebanyak 13 responden. Intervensi Psikosdukasi dilakukan empat sesi dan empat kali pertemuan, dengan durasi setiap sesi antara 30 hingga 60 menit. Sebelumnya diukur data pre dengan data koesoner dukungan sosial pada pasien. Setelah memberikan intervensi pada masyarakat, diberikn jeda 1 bulan untuk mengukur ekfektifitas Intervensi yg di berikan dalam perawatan dirumah. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi sebelum dan sesudah intervensi psikoedukasi.
Hasil Penelitian: Dalam penelitian ini, data diperoleh dari 30 responden dengan mayoritas berusia 46-55 tahun (40%), serta jumlah responden terkecil berada pada kelompok usia 18 tahun (6,7%). Responden perempuan lebih dominan dengan 24 orang (80%) dibandingkan dengan responden laki-laki sebanyak 6 orang (13,3%). Mayoritas responden tinggal dekat dengan tempat tinggal pasien sebanyak 26 orang (86,7%). Hasil analisis data menggunakan uji Paired Sample t-Test dengan α = 0,05 menunjukkan nilai sig (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh signifikan antara psikoedukasi tentang kesehatan jiwa pada pretest dan posttest. Dengan demikian, psikoedukasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dukungan sosial pasien pasca perawatan skizofrenia.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan antara psikoedukasi tentang kesehatan jiwa pada pretest dan posttest terhadap dukungan sosial pasien pasca perawatan skizofrenia

