| dc.identifier.citation | Adriani, Y. (t.t.). Pengaruh self-esteem, perceived social support, dan sense of community terhadap subjective well-being penggemar anime. Atmadja, K., & Kiswantomo, H. (2020). Hubungan antara Komponen-Komponen Subjective-Well Being dan Internet Addiction. Humanitas (Jurnal Psikologi), 4(1), 27-42. Azmiawati, M. (2022, November). Indonesia Masuk Urutan Ke-3 Dari 7 Negara Dengan Jumlah Wibu Terbanyak Di Dunia. Diunduh dari: https://pandeglang.inews.id/read/199873/indonesia-masuk-urutan-ke-3- dari-7-negara-dengan-jumlah-wibu-terbanyak-di-dunia Borualogo, I. S., & Casas, F. (2022). Subjective well-being of children and adolescents during the COVID-19 pandemic in Indonesia: Two data collections. Current Psychology, 1-13. Dewi, L., & Nasywa, N. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi subjective well- being. Jurnal Psikologi Terapan Dan Pendidikan, 1(1), 54-62. Galbraith, P. W. (2010). Akihabara: Conditioning a public "otaku" image. Gea, A. A. (2013). Psychological disorder perilaku abnormal: Mitos dan kenyataan. Humaniora, 4(1), 692-704. Irawan, S., Antono, H., & Windrawanto, Y. (2022). Dampak Positif Otaku Anime Terhadap Perilaku Mahasiswa. Jurnal Konseling Gusjigang, 8(1), 12-22. Lyubomirsky, S., & Lepper, H. S. (1999). A measure of subjective happiness: Preliminary reliability and construct validation. Social Indicators Research, 46, 137-155. Mad, N. S. N., Yunus, M. M., & Aziz, M. S. A. (2021). Aspek Dan Penilaian Kesejahteraan Subjektif: Kebahagiaan, Kegembiraan, Kepuasan Dan Kualiti Hidup. Jurnal Pengajian Melayu (Jomas), 32(2), 94-111. Medina, M. (2021, Juli). Survei Membuktikan Cuma 6% Anak Gen Z Yang Eggak Tahu Soal Anime. Diunduh dari: https://ggwp.id/media/geek/anime-manga/anime-gen-z Munandar, A., Purnamasari, S. E., & Peristianto, S. V. (2020). Psychological well- being pada keluarga broken home. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 22(1), 46-52. Nuraini, R., & Adriani, N. (2020). Pengaruh Self-Esteem, Perceived Social Support, dan Sense of Community terhadap Kesejahteraan Subjektif Penggemar Anime. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Pengembangan SDM, 9(2), 123- 134. Nurcholidah, L., & Harsono, M. (2021). Kajian fintech dalam konsep behaviouristik. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1), 66-71. Putri, D. R. (2016). Peran dukungan sosial dan kecerdasan emosi terhadap kesejahteraan subjektif pada remaja awal. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1), 12-22. Rasihan, F. F. (2022, Mei). 5 Negara Dengan Jumlah Wibu Terbanyak Di Dunia, Cari Tahu Indonesia Ada Di Peringkat Ke Berapa. Diunduh dari: https://www.google.com/amp/s/buku.kompas.com/amp/1441/5-negara- dengan-jumlah-wibu-terbanyak-di-dunia-cari-tahu-indonesia-ada-di- peringkat-ke-berapa Restu, U., & Agustina, H. (2017). Peristiwa komunikasi dalam pembentukan konsep diri otaku anime. Jurnal Kajian Komunikasi, 5(2), 202-209. Saleha, A. (2016). Arus Sosial dan Budaya Jepang pada Zaman Globalisasi. Jurnal Kajian Wilayah, 4(1), 25-43. Samadara, E. A. (2019). Perancangan Informasi Mengenai Otaku Di Indonesia Melalui Media Buku (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia). Sari, W. A. (2021). Motif Otaku NGE-Cosplay Pada Komunitas Cosura Surabaya. Paradigma, 10(1). Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (Eds.). (2001). Handbook of positive psychology. Suriani, N., & Jailani, M. S. (2023). Konsep Populasi dan Sampling Serta Pemilihan Partisipan Ditinjau Dari Penelitian Ilmiah Pendidikan. IHSAN: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2), 24-36. Utami, M. S. (2009). Keterlibatan dalam kegiatan dan kesejahteraan subjektif mahasiswa. Jurnal Psikologi, 36(2), 144-163. Virgianti, A. (2011). Simulakra Dalam Globalisasi Sebagai Katalisator Lahirnya Otaku. Wicaksono, B. D. (2019, Desember). 10 Negara Dengan Jumlah Wibu Terbanyak, Tebak Indonesia Nomor Berapa?. Diunduh dari: https://www.idntimes.com/science/experiment/bayu-d-wicaksono/negara- dengan-jumlah-wibu-terbanyak-c1c2 Yamane, T. (2020). Kepopuleran dan Penerimaan Anime Jepang di Indonesia. Jurnal Ayumi, 7(1), 68-82. | id_ID |