Analisis Perbandingan Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Respiratory Failure dengan Tindakan Intervensi Inovasi Suction (Penghisapan Lendir) Sebelum Dilakukan, Nebulizer Dan Tidak Dilakukan Terhadap Kadar Saturasi Oksigen
View/ Open
Date
2016-08-08Author
Fauzi, Ahmad Rizki
Hidayat, Faried Rahman
Metadata
Show full item recordAbstract
Gagal nafas akut diartikan sebagai kegagalan pertukaran gas dalam paru, ditandai dengan turunnya kadar oksigen di arteri (hipoksia) atau naiknya kadar karbondioksida (hiperkarbia) atau kombinasi keduanya.Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang rawat rumah sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditujukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa. Peralatan standar di Intensive Care Unit (ICU) meliputi ventilasi mekanik untuk membantu usaha bernafas melalui Endotrakeal Tube (ETT) atau trakheostomi. Salah satu indikasi klinik pemasangan alat ventilasi mekanik adalah gagal nafas. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gagal nafas adalah obstruksi jalan nafas, termasuk obstruksi pada Endotrakeal Tube (ETT).Pembersihan sekret di saluran nafas atau higienitas saluran nafas merupakan proses fisiologis normal yang diperlukan untuk menjaga kepatenan jalan nafas dan mencegah infeksi saluran nafas. Pada pasien dengan ventilator mekanik, silia tidak mampu lagi mengeluarkan sekret dari dalam tubuh secara otomatis. Penanganan untuk obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada Endotrakeal Tube adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) dengan memasukkan selang kateter suction melalui hidung/mulut/Endotrakeal Tube (ETT) yang bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum dan mencegah infeksi paru. Secara umum pasien yang terpasang ETT memiliki respon tubuh yang kurang baik untuk mengeluarkan benda asing, sehingga sangat diperlukan tindakan penghisapan lendir (suction).