Show simple item record

dc.contributor.authorFauzi, Ahmad Rizki
dc.contributor.authorHidayat, Faried Rahman
dc.date.accessioned2018-12-20T03:03:04Z
dc.date.available2018-12-20T03:03:04Z
dc.date.issued2016-08-08
dc.identifier.citationAlimul Hidayat,A.Aziz.(2005).Pengantar ilmu keperawatan anak 1., Jakarta: Salemba Medika. Aru W. Sudoyo, Bambang Setyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata, Siti Setiati. 2006. Inflammatory Bowel Disease Alur Diagnosis dan Pengobatannya di Indonesia. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.386-390. Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Jung J.W. 2010. Pulmonary Arterial Hypertension of Congenital Heart Diseases: From Reversible Pulmonary Hypertension to Eisenmenger Syndrome. Korean Circulation Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (2004), Fundamental of nursing; consept, process and practice, (fourth edition) California: Addison-Wesley Publishing CO Muhardi, M. 2001. Penatalaksanaan Pasien di Intensive Care Unit. Jakarta: BalaiPenerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika Nurachman. E dan Sudarsono. R.S. 2000. Prosedur Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction. Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2. Jakarta : EGC. Setianto B. Sindroma Koroner Akut, Patofisiologi. Dalam: Diagnosa dan Tatalaksana Hipertensi, Sindroma Koroner Akut dan Gagal Jantung. Balai Penerbit RS Jantung Harapan Kita. Jakarta. 2001 Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh Agung Waluyo…(dkk), EGC, Jakarta. Supriyono. 2015. “Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Individu dan PsikilogisTerhadap Keputusan Konsumen Membeli di Indomaret” Kelola Vol. 2. No. 3. Edisi September 2015 ISSN : 2337 – 5965. Susan Martin T. 1997 ;Standar Perawatan Pasien; EGC; Jakarta Syafni, S.R. (2012). Efektifitas Penggunaan Close Suction System dalam Mencegah Infeksi Nosokomial Ventilator Assosiated Pneumonia pada Pasien Dengan Ventilator. Timby, B. K. (2009). Fundamental Nursing Skills and Concepts. Philadelphia: Lippincot William & Wilkins.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/791
dc.description.abstractGagal nafas akut diartikan sebagai kegagalan pertukaran gas dalam paru, ditandai dengan turunnya kadar oksigen di arteri (hipoksia) atau naiknya kadar karbondioksida (hiperkarbia) atau kombinasi keduanya.Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang rawat rumah sakit dengan staf dan perlengkapan khusus ditujukan untuk mengelola pasien dengan penyakit, trauma atau komplikasi yang mengancam jiwa. Peralatan standar di Intensive Care Unit (ICU) meliputi ventilasi mekanik untuk membantu usaha bernafas melalui Endotrakeal Tube (ETT) atau trakheostomi. Salah satu indikasi klinik pemasangan alat ventilasi mekanik adalah gagal nafas. Salah satu kondisi yang dapat menyebabkan gagal nafas adalah obstruksi jalan nafas, termasuk obstruksi pada Endotrakeal Tube (ETT).Pembersihan sekret di saluran nafas atau higienitas saluran nafas merupakan proses fisiologis normal yang diperlukan untuk menjaga kepatenan jalan nafas dan mencegah infeksi saluran nafas. Pada pasien dengan ventilator mekanik, silia tidak mampu lagi mengeluarkan sekret dari dalam tubuh secara otomatis. Penanganan untuk obstruksi jalan napas akibat akumulasi sekresi pada Endotrakeal Tube adalah dengan melakukan tindakan penghisapan lendir (suction) dengan memasukkan selang kateter suction melalui hidung/mulut/Endotrakeal Tube (ETT) yang bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum dan mencegah infeksi paru. Secara umum pasien yang terpasang ETT memiliki respon tubuh yang kurang baik untuk mengeluarkan benda asing, sehingga sangat diperlukan tindakan penghisapan lendir (suction).id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectGagal Nafasid_ID
dc.subjectEndotrakeal Tubeid_ID
dc.subjectPenghisapan Lendirid_ID
dc.titleAnalisis Perbandingan Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Respiratory Failure dengan Tindakan Intervensi Inovasi Suction (Penghisapan Lendir) Sebelum Dilakukan, Nebulizer Dan Tidak Dilakukan Terhadap Kadar Saturasi Oksigenid_ID
dc.title.alternativeComparative Analysis of Nursing Clinical Practice in Patients With Action Failure Respiratory Intervention of Innovation Suction (Suction Mucus) Nebulizer Done After and Not be Made, to The Content of Oxygen Saturation in The ICU Hospital A. W. Sjahranie Samarinda Year 2016id_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record