Hubungan Intensitas Penerangan dan Iklim Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Penjahit di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara
Abstract
Latar Belakang: Tenaga kerja dalam melakukan segala macam aktivitas kerja selalu memerlukan penerangan dan juga kondisi pada iklim kerjanya itu sendiri. Namun yang membedakan kebutuhan intensitas penerangan dan iklim kerja tergantung pada jenis dari pekerjaannya. Menjahit proses kerja dalam beberapa tahapan yaitu mulai pembuatan pola, pemotongan bahan, dan proses penyatuan bahan (proses menjahit). Oleh karena itu pekerja penjahit harus memperhatikan kondisi lingkungan kerja termasuk pada intensitas penerangan dan iklim kerja yang dapat mempengaruhi menurunnya produktivitas kerja saat proses penjahitan.Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan intensitas penerangan dan iklim kerja terhadap produktivitas kerja penjahit di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.Metode penelitian: Menggunakan desain cross sectional yang menggunakan alat ukur Lux meter dan Questemp. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebayak 86 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportionate stratified random sampling.Hasil penelitian: Uji yang digunakan adalah uji Fisher Exact Test pada intensitas penerangan dengan produktivitas kerja diperoleh P-Value 0,037 nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan intensitas penerangan dengan produktivitas kerja sedangkan pada iklim kerja dengan produktivitas kerja diperoleh P-Value 1,000 nilai ini lebih besar dari tarif signifikan yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan iklim kerja dengan produktivitas kerja.Kesimpulan: Ada hubungan antara intensitas penerangan terhadap produktivitas kerja dan Tidak ada hubungan antara iklim kerja terhadap produktivitas kerja penjahit di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.