Pemanfaatan Tradisi Unik Posisi Tidur “Dipukung” untuk Pemenuhan Kebutuhan Tidur Bayi pada Masyarakat Suku Banjar di Samarinda Kalimantan Timur
Abstract
Sebagian besar anak memiliki pola tidur normal, tetapi 15-30% anak mengalami masalah tidur pada periode bayi. Prevalensi gangguan tidur pada anak sekitar 30%-35%. Di Beijing, dan di China didapatkan prevalensi gangguan tidur pada anak usia 2-6 tahun sebesar 23,55. Di Indonesia ditemukan prevalensi gangguan tidur pada anak usia bawah tiga tahun sebesar 44,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat tradisi unik posisi tidur dipukung untuk pemenuhan kualitas tidur bayi pada bayi usia 2-12 bulan. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang masih melestarikan budaya “ayun bapukung”, sehingga kegiatan ini lebih bermanfaat untuk peningkatan kesehatan anak melalui perbaikan kualitas dan kuantitas tidur bayi. Desain penelitian ini merupakan suatu studi observasional yang dilakukan pada bayi usia 2 – 12 bulan di Samarinda. Subjek penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 2 – 12 bulan. Penelitian ini dilakukan dengan metoda wawancara terpimpin menggunakan kuesioner yang telah diuji coba dan (BISQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan tidur pada bayi sebesar 60 % pada bayi yang tidur dengan posisi dipukung, dan rata-rata lama tidur bayi dengan posisi „Dipukung” adalah 15 jam, sehingga dapat disimpulkan bahwa tradisi unik menidurkan bayi dengan posisi tidur „dipukung‟ dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur bayi usia 2 – 12 bulan di Samarinda. Sehingga adanya peningkatan kualitas tidur maka bayi akan memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan sehat.
URI
https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1582PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL-HASIL PENELITIAN PASCASARJANA PENINGKATAN KUALITAS PENELITIAN UNTUK MEMPERKUAT PUBLIKASI INTERNASIONAL;323-325