Pola Penggunaan dan Interaksi Obat pada Pasien Jantung Koroner (PJK) dengan Obat Penyakit Penyerta Rawat Inap di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda
Abstract
Intisari
Penyakit jantung koroner (PJK) yang disertai penyakit penyerta merupakan salah
satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Pasien PJK dengan penyakit penyerta
membutuhkan berbagai macam tambahan terapi obat untuk penyakit penyertanya,
sehingga pasien lebih berisiko untuk mengalami interaksi obat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola penggunaan obat pada pasien
PJK dengan penyakit penyerta dan mengetahui hubungan penggunaan obat penyakit
penyerta dengan angka kejadian interaksi obat pada pasien PJK dengan penyakit
penyerta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan desain cross-sectional.
Data ditelusuri melalui rekam medis pasien retrospektif di RSUD Abdoel wahab Sjahranie
Samarinda periode Tahun 2020. Seluruh pasien PJK dengan penyakit penyerta di
inklusikan pada penelitian ini. Interaksi dianalisis menggunakan Medscape drug
interaction checker. Analisis data dilakukan menggunakan univariat (distribusi dan
frekuensi) dan bivariat (chi-square) dengan SPSS.
Penelitian ini diikuti oleh 235 pasien sesuai kriteria inklusi. Karakteristik jenis
kelamin pasien adalah laki-laki sebanyak 150 pasien (63,8%) dan perempuan 85
(36,2%). Subyek didominasi oleh pasien berusia 56-65 tahun 93 pasien (39,6%). Obat
PJK yang paling banyak digunakan adalah amlodipin sebagai relaksan pembuluh
darah 39 pasien (5,2%), bisoprolol 49 pasien (6,6%) untuk menurunkan denyut
jantung, ISDN 140 pasien (18,8%) sebagai antiangina, simvastatin 63 pasien (8,5%)
sebagai antihiperlipidemia, dan aspirin sebagai antiplatelet. Penyakit penyerta yang
paling banyak adalah CHF 76 pasien (26,4%), hipertensi 73 pasien (25,3%) dan DM 73
pasien (25,3%). Hasil analisis interaksi antara obat PJK dengan obat penyerta
menunjukkan terdapat 63 pasien (26,8%) pasien yang mengalami interaksi obat.
Mekanisme interaksi yang paling banyak terjadi adalah interaksi farmakodinamik 44
pasien (60,3%) dan derajat tingkat keparahan yang paling banyak terjadi adalah
moderate 53 pasien (75%). Interaksi obat paling banyak terjadi pada pasien PJK yang
menggunakan bisoprolol. Hasil analisis bivariate menggunakan chi-square menunjukkan
tidak ada hubungan yang bermakna antara penggunaan obat penyakit penyerta dengan
kejadian interaksi obat (p 0,272).
Kata kunci : Obat, Interaksi Obat Farmakokinetik dan Farmakodinamik, Terapi PJK