ANALISIS RASIONALITAS TERAPI PADA PASIEN TUKAK PEPTIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE KOTA SAMARINDA
Abstract
Latar Belakang : Tukak peptik merupakan salah satu penyakit gastrointestinal yang paling banyak diderita dan mempengaruhi hampir 10% populasi di dunia. Idealnya pengobatan tukak peptik harus sangat efektif, bebas dari efek samping yang signifikan, mudah dipatuhi, dan hemat biaya. Berdasarkan hasil penelitian evaluasi rasionalitas penggunaan obat tukak peptik yang dilakukan oleh Rizqa (2016) diperoleh kerasionalan terapi sebesar 45% tidak tepat obat dan 55% tidak tepat dosis. Berdasarkan terapi pengobatan tukak peptik serta adanya penggunaan kombinasi antibiotik pada tukak peptik akibat infeksi H.pylori yang dapat berpotensi menyebabkan DRPs (Drug Related Problem) maka dari itu diperlukan pengobatan yang tepat agar mendapatkan keberhasilan dalam pengobatan dan mengurangi tingkat kekambuhan penyakit serta efek samping yang tidak diinginkan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan pada pasien tukak peptik di instalasi rawat inap RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Kota Samarinda dan untuk mengetahui rasionalitas pengobatan pada pasien tukak akibat di instalasi rawat inap RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Kota Samarinda.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental deskriptif analitik dengan mengumpulkan data rekam medik yang dilakukan secara retrospektif pada pasien tukak peptik di intalasi rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda pada tahun 2019 - September 2022. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eklusi didapatkan 37 sampel data rekam medik.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan profil pengobatan pada pasien tukak peptik, jenis terapi yang paling banyak digunakan adalah kombinasi PPI + sitoprotektif (54,1%) dan kombinasi PPI + antibiotik + sitoprotektif (10,8%). Obat yang digunakan diantaranya omeprazole (37,9%), sukralfat (27,5%), lansoprazole (6,9%), amoxicillin (6,9%), clarithromycin (6,7%), pantoprazole (5,7%), ranitidine (5,6%), rebamipide (2,2%), dan metronidazole (1,1%). Rasionalitas terapi pada pasien tukak peptik pada penggunaan antibiotik dengan metode gyssens didapatkan kategori 0 (83,3%) dan kategori IVA (16,7%) dan rasionalitas pengobatan pada obat pengontrol asam lambung didapatkan tepat indikasi 97,3%, tepat dosis 62,2%, tepat durasi 100%.