Hubungan Efikasi Diri dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja PUSKESMAS Pasundan Samarinda
Abstract
Latar Belakang : Kekurangan insulin merupakan gejala dari penyakit kronis diabetes melitus yang disebabkan oleh kelainan metabolisme. Kemampuan untuk mengerahkan beberapa tingkat kontrol kesehatan dan kehidupan seseorang disebut sebagai self-efficacy. Sehingga seseorang dengan tingkat efikasi diri yang tinggi dapat mencapai kualitas hidup yang cukup, dan Kualitas hidup seseorang juga akan berkurang jika self-efficacy-nya kurang.
Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas hidup dengan efikasi diri pasien DM tipe II di lingkungan kerja Puskesmas Pasundan.
Metode : Deskriptif korelasional adalah desain penelitian yang digunakan. 170 peserta dijadikan sampel penelitian. data yang dikumpulkan melalui survei. Uji korelasi gamma merupakan uji yang digunakan dalam analisis bivariat.
Hasil : Menurut temuan studi self-efficacy, 10 responden (5,9%) sangat lemah, 65 responden (38,2%) lemah, dan 95 responden (55,9%) cukup lemah. Dari 170 responden didapatkan hasil bahwa 80 (47,1%) memiliki kualitas hidup baik, 30 (17,6%) memiliki kualitas hidup sangat tinggi, 60 (35,3%) memiliki kualitas hidup sedang, dan seterusnya. Hasil statistik menunjukkan bahwa nilai p antara 0,049 dan 0,05 signifikan. Koefisien korelasi antara efikasi diri pasien diabetes melitus tipe II dengan kualitas hidup adalah -0,233 yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup besar antara kedua variabel tersebut.
Kesimpulan : Pasien dengan diabetes tipe II yang melaporkan self-efficacy dan kualitas hidup tingkat tinggi melakukannya dengan nilai korelasi yang menguntungkan dan hubungan yang cukup kuat.