Pengaruh Konsumsi Tepung Tapioka (Amylum Manihot) Kombinasi Madu (Ceiba Pentandra) Terhadap Gejala Dispepsia Fungsional Rasa Terbakar di Wilayah Kerja PUSKESMAS Sidomulyo Samarinda
Abstract
Latar Belakang : Dispepsia termasuk himpunan gejala yang mengarah pada penyakit maupun gangguan saluran pencernaan atas. Dispepsia mengilustrasikan keluhan ataupun himpunan gejala (sindrom) yang terbagi atas nyeri ataupun rasa tidak nyaman di epigastrium, kembung, cepat kenyang, terasa penuh, serta rasa panas yang menjalar di dada (Wibawani, Faturahman, 2019). Pada mengatasi ataupun meminimalisir keluhan rasa terbakar (Heartburn) yang muncul akibat penyakit dispepsia maka dilaksanakan tindakan pengobatan dengan pemberian intervensi alternatif seperti terapi diet makanan berupa mengkonsumsi bubur tepung tapioka kombinasi madu memakai bahan sederhana tanpa bahan kimia berbahaya.
Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui Pengaruh Konsumsi Tapioka (Amylum Manihot) Kombinasi Madu (Ceiba Pentandra) Pada Penderita Dispepsia Terhadap Rasa Terbakar (Heartburn) di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Samarinda.
Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif memakai desain penelitian Eksperimen dengan rancangan one group pretest posttest.
Hasil Penelitian : sesudah dilaksanakan uji paired t-test didapatkan nilai significance (P) value = 0,000 ataupun < 0,05 artinya H0 ditolak bermakna adanya pengaruh yang berarti dari pemberian bubur tepung tapioka kombinasi madu terhadap skala rasa terbakar pada penderita dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Samarinda.
Kesimpulan dan Saran : Terdapatnya pengaruh yang berarti dari pemberian bubur tepung tapioka (amylum manihot) kombinasi madu (ceiba pentandra) terhadap skala nyeri epigastrik pada pengidap dispepsia di wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo Samarinda. Diharapkan Puskesmas bisa memberikan promosi kesehatan mengenai terapi diet seperti mengkonsumsi bubur tepung tapioka (amylum manihot) kombinasi madu (ceiba pentandra) yang bisa menurunkan rasa terbakar