Pengukuran Intensitas Pencahayaan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan PDAM Gunung Lipan
Abstract
Dalam setiap aktivitas kerja tentunya dibutuhkan lingkungan kerja yang baik, salah satunya dengan pencahyaan yang mencukupi. Dalam perkantoran pencahayaan menjadi faktor penting penentu produktivitas karyawan. PDAM Gunung lipan merupakan BUMD Kota Samarinda yang didirikan dengan tujuan penyediaan air yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun menurut data yang diperoleh pengukuran pencahayaan diruangan Intake untuk PDAM Gunung Lipan masih kurang maksimal. Penelitian ini adalah bersifat objektif dengan desain penelitian deskriftif. Populasi penelitian ini adalah ruang produksi PDAM Gunung Lipan dan karyawan yang berada di dalamnya. Sampel yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah ruangan produksi dan total sampling karyawan. Variabel dalam penelitian ini adalah Intensitas Pencahayaan dan Kelelahan Mata. Bedasarkan hasil kuesioner di peroleh data persentase 85,7% sangat lelah dan 14,3% mengalami lelah. Keluhan responden yang dominan yaitu mata merah, mata berair dan penglihatan ganda. Gejala-gejala seseorang mengalami kelelahan mata yaitu nyeri disekitar mata, pandangan kabur, pandangan ganda, mata perih, mata merah, mata berair, sakit kepala dan pusing disertai mual. Menurut Depkes kelelahan mata dapat menyebabkan iritasi pada mata. Dapat disimpulkan bahwa ruang produksi yang ada di PDAM terutama Ruang Kantor tidak memenuhi syarat Permenaker No. 5 Tahun 2018. Hal ini menyebabkan kelelahan mata terhadap karyawan. NAB untuk pencahayaan di Ruangan yang digunakan untuk pekerjaan rutin yaitu 300 Lux. Sebaiknya jendela yang menjadi tempat masuk nya pencahayaan dibuka dengan lebar dan menambahkan pencahyaan buatan seperti lampu di ruang produksi.