ANALISIS KEKUATAN POLITIK EKONOMI CHINA PASCA COVID-19 DI ASIA TENGGARA
Abstract
China adalah negara pertama yang memiliki kasus Covid-19. Hal ini pula membuat
China mendapatkan pandangan yang sangat negatif dari negara lain. Deng an adanya
Coivd-19 yang menjadi penghambat setiap negara dalam melakukan kerjasama luar
negeri bahkan kemunculan dari virus ini membuat banyak negara menghadapi masa-
masa yang sulit. Banyak larangan bagi warga negara tersebut untuk datang ke negara
lain karena takut melakukan penyebaran virus. Tidak sedikit tindakan yang tidak
mengenakan bagi warga China yang telah lama hidup di negara barat. Upaya China
dalam memberikan bantuan terhadap kawasan Asia Tenggara dilakukan demi
mengembalikan citra dan nama baik dengan memberikan bantuan dalam bentuk
bantuan kesehatan dan bantuan ekonomi. Itikad baik yang di tunjukan oleh China
mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat internasional, dengan ini pada
tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana China sebagai negara yang memiliki
kekuatan atau power dalam tatanan global memanfaatkan atau menggunakan peluang
dalam menarik perhatian untuk terus memperbaiki nama negara dan melakukan kerja
sama dengan negara-negara yang bisa saling menguntungkan terutama pada kawasan
Asia Tenggara. Selain itu, adanya proyek besar China yaitu Belt and Road Intiative
atau BRI yang memiliki peran penting dalam diplomasi ekonomi yang dilakukan
China di kawasan Asia Tenggara. Melalui BRI China terus berusaha untuk
memperkuat hubungan ekonomi dengan membangun infrastruktur untuk
menghubungkan wilayah-wilayah yang strategis. Dengan adanya proyek BRI, tidak
hanya untuk mendukung pembangunan ekonomi, tetapi untuk memperkuat posisi
China sebagai mitra kerjasama ekonomi yang penting . Pada penelitian ini didasari
pada pengumpulan data menggunakan metode deskriftif kualitatif. Data-data yang
diambil pada tulisan ini dari jurnal publikasi, makalah, artikel dan artikel berita yang
mengikuti bagaimana perkembangan dari Covid-19 yang memberikan pengaruh yang
besar terhadap perekonomian di negara-negara kawasan Asia Tenggara dan
bagaimana China melihat ini sebagai peluang untuk melakukan pendekatan
menggunakan pendekatan soft power dan menggunakan diplomasi ekonomi untuk
mempertahankan kekuatan politik ekonominya di Asia Tenggara.